Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahayanya jika Anda Tak Membersihkan Kipas Angin Gantung Secara Rutin

Kompas.com - 04/01/2022, 19:00 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Untuk melindungi keluarga dari ancaman kuman dan virus, kebanyakan orang hanya membersihkan perabotan atau area rumah yang sering tersapu mata saja, seperti lantai, permukaan meja dan tempat tidur.  

Padahal, sumber penyakit tak hanya bisa melekat pada area-area tersebut. Kipas angin yang diletakkan di meja atau menggantung di atap rumah juga bisa menjadi sumber penyakit yang harus diwaspadai.

Jika tak dibersihkan secara rutin, akan ada banyak debu dan kuman yang menempel di sana. Dan debu serta kuman ini bisa membuat aliran udara di dalam rumah menjadi kotor.

Imbasnya, alergi akan terpicu untuk kambuh, atau anggota keluarga akan mudah terkena batuk dan flu.

Baca juga: Membersihkan Noda dan Aroma Keringat dari Serat Pakaian

Bahaya dari kipas angin gantung yang jarang dibersihkan

Melansir dari Lifehacker, kipas angin gantung yang jarang dibersihkan akan terlihat kotor dan mengurangi keindahan estetika rumah.

Buah hati Anda mudah flu dan batuk? Bisa jadi karena kipas angin gantung Anda tak pernah dibersihkan.Unsplash/Jason Anderson Buah hati Anda mudah flu dan batuk? Bisa jadi karena kipas angin gantung Anda tak pernah dibersihkan.
Selain itu, kipas angin gantung yang jarang dibersihkan juga menjadi sarang penumpukan debu juga kotoran. 

Jika tak dibersihkan, kotoran akan semakin menumpuk dan merusak motor dari kipas angin. Awalnya mungkin hanya menimbulkan suara berisik saja, namun lama kelamaan akan merusak komponen dari mesin kipas angin gantung yang ada.

Bahaya atau kerugian selanjutnya, tumpukan debu dan kotoran ini tak akan bisa membersihkan udara di dalam ruangan dengan baik. Di mana fungsi kipas angin gantung sendiri selain menyejukkan ruang juga membuat udara mengalir lancar sehingga radikal bebas di udara bisa tersapu pergi.

Alih-alih membersihkan udara dalam ruangan, kipas angin gantung yang kotor justru bisa menyebarkan debu dan sumber polutan.

Jika buah hati atau anggota keluarga mudah terkena flu atau alergi debu, bisa jadi karena kipas angin gantung Anda sudah sangat kotor. 

Baca juga: 6 Langkah Efektif Mengurangi Debu di Dalam Rumah

Cara membersihkan kipas angin gantung

Pastikan dulu kipas angin gantung dalam kondisi tak teraliri listrik ketika akan dibersihkan. Kemudian gunakan tangga untuk membersihkan kipas angin secara menyeluruh.

Anda bisa menggunakan vaccum cleaner atau mengelap kipas angin dengan lap basah yang bersih untuk menyapu seluruh kotoran yang ada.

Jangan mengusir debu dengan menggunakan kemoceng atau lap kering. Karena debu yang ada justru akan berjatuhan dan menyebar ke area lain di dalam rumah.

Pastikan seluruh komponen kipas angin gantung sudah kering sebelum Anda menyalakannya kembali.

Ketika Anda menyalakan kipas ketika dalam kondisi masih basah, maka permukaan basah akan menangkap debu dengan lebih cepat.

Baca juga: Amankah Tidur Menggunakan Kipas Angin? 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com