Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog Respons Ketua IDI yang Sebut Pandemi Bisa Segera Berakhir

Kompas.com - 25/11/2021, 09:05 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peneliti pandemi sekaligus pakar epidemiologi dari Griffith University Dicky Budiman menanggapi pernyataan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang menyebut pandemi Covid-19 bisa berakhir Desember atau Januari tahun depan.

Dicky menyebut hal itu sulit terjadi, karena berbagai alasan.

"Ini berdasarkan analisis terakhir, pandemi ini, jangankan akhir 2021, bahkan awal tahun 2022 itu belum bisa kita yakini selesai. Bahkan kemungkinan pertengahan tahun 2022 pun sulit," kata Dicky, Selasa (23/11/2021).

Baca juga: Syarat Masuk dan Batasan Kegiatan di Mal Juga Tempat Wisata Saat PPKM Level 3 24 Desember 2021

Ia menyebut, kemungkinan itu baru ada pada akhir 2022, namun itu baru bisa terjadi jika beberapa kondisi terpenuhi.

"Kalau akhir tahun 2022 kemungkinan (pandemi berakhir) itu ada dengan asumsi bahwa cakupan vaksinasi yang 2 dosis dunia itu setidaknya bisa dicapai. Ya tidak usah 70 persenlah, menurut saya 60 persen atau 50+ lah, tapi merata di seluruh dunia," katanya lagi.

Sementara untuk negara-negara maju diharapkan sudah jauh melebihi target, seperti minimal mencapai angka 80 persen untuk dosis kedua atau sudah memulai pemberian dosis ketiga.

"Jika kondisi sudah demikian, dunia baru bisa sedikit berharap status pandemi akan dicabut oleh WHO," kata dia.

"Di situlah besar harapan kita memasuki masa kasus itu sudah terkendali, sehingga beban di faskes sudah jauh, bahkan secara konsisten setidaknya, dua bulan atau satu bulan itu sudah terkendali," imbuhnya.

Baca juga: 6 Antisipasi Lonjakan Covid-19 Selama Nataru, Apa Saja?

Penyebaran varian Delta

Tak Tersalurkan, Ratusan Dosis Vaksin Covid-19 di Polewali Mandar KadaluwarsaKOMPAS.COM/JUNAEDI Tak Tersalurkan, Ratusan Dosis Vaksin Covid-19 di Polewali Mandar Kadaluwarsa

Apabila sudah ada beberapa negara atau kawasan benua yang kasus infeksinya dapat terkendali, Dicky menyebut status pandemi sudah bisa dicabut oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Di saat itu terjadi, wilayah dunia akan terbagi dalam beberapa kategori. Ada yang masuk kategori terkendali, endemi, dan epidemi.

Wilayah endemi artinya masih ada daerah di dalam wilayah itu yang terjadi ledakan kasus, namun dalam skala yang sangat kecil dan jarang.

Baca juga: Tidak Perlu PCR, Ini Syarat Terbaru Naik Kereta Api Jarak Jauh

Sementara epidemi artinya di wilayah tersebut masih ada beberapa kawasan yang potensial terjadi infeksi dengan kasus yang tinggi.

"Skenario besarnya seperti itu nanti. Jadi kalau bicara berakhir Desember, ya kayaknya enggak. Enggak cukup didukung dengan data atau asumsi yang ada saat ini," ujar Dicky.

Beberapa asumsi yang dimaksud adalah masih tingginya penyebaran varian Delta dan turunannya juga capaian vaksinasi yang belum memenuhi target.

Baca juga: Aturan Wajib PCR/Antigen Perjalanan Darat 250 Km Dicabut, Ini Revisinya

Untuk konteks Indonesia, Dicky memperkirakan pandemi juga baru bisa terkendali pada 2022.

"Sebagian besar kita, dalam jumlah yang signifikan, masih belum memiliki imunitas. Itu membuat kita masih butuh waktu. Setidaknya, kuartal ketiga atau keempat tahun 2022 (baru bisa teratasi)," pungkas dia.

Sebelumnya, Ketua terpilih IDI, Adib Khumaidi menambahkan Indonesia bisa selesai dengan pandemi Covid-19 pada Desember 2021 atau Januari 2022 jika tidak ada lagi kasus Covid-19.

"Parameter yang selalu saya sampaikan, di Desember Januari ini (jika) tidak ada kasus positif dan tidak ada kasus yang ada di perawatan, mudah-mudahan kita bisa selesai dengan pandemi Covid-19," kata Adib dalam diskusi virtual, Selasa (23/11/2021).

Baca juga: Amankah Vaksin Sinovac untuk Anak 6-11 Tahun? Ini Penjelasan Epidemiolog

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Molnupiravir dan Paxlovid, Obat Covid-19 yang Diklaim Ampuh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ketika Makam Mbah Moen di Mekkah Tak Pernah Sepi Peziarah...

Ketika Makam Mbah Moen di Mekkah Tak Pernah Sepi Peziarah...

Tren
Jerat Judi Online dan Narkoba di Lingkungan Kepolisian, Kompolnas: Ironis…

Jerat Judi Online dan Narkoba di Lingkungan Kepolisian, Kompolnas: Ironis…

Tren
Bulan Disebut Mulai Menjauh dari Bumi, Kecepatannya Setara dengan Pertumbuhan Kuku Manusia

Bulan Disebut Mulai Menjauh dari Bumi, Kecepatannya Setara dengan Pertumbuhan Kuku Manusia

Tren
Deretan Korban Tewas karena Judi Online, Terbaru Polwan Bakar Suami di Mojokerto

Deretan Korban Tewas karena Judi Online, Terbaru Polwan Bakar Suami di Mojokerto

Tren
Ramai soal Uang Rp 10.000 Dicoret-coret, Pelaku Terancam Denda Rp 1 M

Ramai soal Uang Rp 10.000 Dicoret-coret, Pelaku Terancam Denda Rp 1 M

Tren
Judi Online Makan Korban Aparat TNI dan Polri, Bukti Bom Waktu Berantas Setengah Hati?

Judi Online Makan Korban Aparat TNI dan Polri, Bukti Bom Waktu Berantas Setengah Hati?

Tren
Mengenal 'Bamboo School' Thailand, Sekolah yang Dikelola Sendiri oleh Siswanya

Mengenal "Bamboo School" Thailand, Sekolah yang Dikelola Sendiri oleh Siswanya

Tren
Rangkuman “Minggu Kriminal” di Pati, Ada Pengeroyokan, Pembunuhan, Perampokan

Rangkuman “Minggu Kriminal” di Pati, Ada Pengeroyokan, Pembunuhan, Perampokan

Tren
Mengapa Bendera Putih Jadi Simbol Tanda Menyerah? Ini Alasannya

Mengapa Bendera Putih Jadi Simbol Tanda Menyerah? Ini Alasannya

Tren
Jakarta Fair 2024: Harga Tiket, Cara Beli, dan Daftar Musisi

Jakarta Fair 2024: Harga Tiket, Cara Beli, dan Daftar Musisi

Tren
Sosok di Balik Akun FB Icha Shakila yang Minta Ibu Lecehkan Anak Belum Terungkap, Siapa Dalangnya?

Sosok di Balik Akun FB Icha Shakila yang Minta Ibu Lecehkan Anak Belum Terungkap, Siapa Dalangnya?

Tren
UPDATE Ranking BWF Indonesia Usai Indonesia Open 2024

UPDATE Ranking BWF Indonesia Usai Indonesia Open 2024

Tren
Mantan Juru Kampanye Prabowo-Gibran, Simon Aloysius Jadi Komisaris Utama Pertamina

Mantan Juru Kampanye Prabowo-Gibran, Simon Aloysius Jadi Komisaris Utama Pertamina

Tren
Cara Memilih Sekolah SMP-SMA Jalur Zonasi PPDB Jakarta 2024

Cara Memilih Sekolah SMP-SMA Jalur Zonasi PPDB Jakarta 2024

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Suhu Panas di Surabaya dan Jakarta, Berlangsung sampai Kapan?

BMKG Ungkap Penyebab Suhu Panas di Surabaya dan Jakarta, Berlangsung sampai Kapan?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com