Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mengepel Lantai agar Tidak Bau Amis

Kompas.com - 22/11/2021, 19:03 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mengepel lantai merupakan salah satu kegiatan membersihkan rumah yang rutin dilakukan banyak orang.

Nah, terkait mengepel lantai ini, pernahkan Anda mendapati lantai justru bau amis setelah dipel?

Di media sosial Twitter, ada yang menanyakan soal ini melalui unggahan di akun menfess Twitter @bertanyarl, Sabtu (20/11/2021).

"Gimana sih cara ngepel lantai biar ga bau amis?" tulis warganet itu melalui @bertanyarl.

Baca juga: Lantai Keramik Menggelembung, Ini Penyebab dan Cara Penanganannya

Kenali penyebab bau amis

Melansir Hunker, ada beberapa alasan yang menyebabkan lantai justru berbau amis setelah dipel.

Pertama, penyebab bau amis kemungkinan bersumber dari air yang digunakan untuk mengepel lantai.

Meskipun air yang digunakan terlihat bersih, namun bisa jadi air yang digunakan saat mengepel terkontaminasi bakteri.

Saat mengepel lantai, ganti air dengan air panas dicampur deterjen untuk menghentikan penyebaran kotoran dan bakteri ke seluruh ruangan, yang dapat menyebabkan bau.

Beberapa tetes cairan pemutih yang ditambahkan ke air pel untuk lantai kayu atau ubin juga dapat membantu membunuh bakteri dan jamur untuk menyegarkan aroma.

Berikutnya, bau amis juga bisa disebabkan oleh alat pel yang kotor. Jika pel kotor dan bau, ini bisa menjadi penyebab bau amis muncul setelah mengepel.

Sebelum membersihkan lantai, rendam pel dalam air panas, ditambah cairan pemutih dan sabun untuk membersihkannya, atau pasang kepala pel baru.

Jika bau lantai masih amis, Anda perlu menemukan sumbernya.

Misalnya, karpet lebih rentan untuk memerangkap bau daripada lantai yang keras, terutama bila karpet kotor karena sering diinjak, terkontaminasi sisa makanan, atau kotoran hewan.

Cara mengepel lantai agar tidak bau amis

Melansir Today, 25 Juli 2017, Don Aslett, dari jasa bersih-bersih rumah, CleanReport.com, memberikan saran tentang cara mengepel yang benar.

1. Pilih tongkat pel yang sesuai

Ketika Aslett pertama kali terjun ke bisnis ini lebih dari 50 tahun lalu, alat favoritnya untuk mengepel adalah kain pel dan ember.

Selama bertahun-tahun, begitulah cara Aslett dan para pekerjanya membersihkan lantai.

Namun, Aslett kini menggunakan tongkat pel yang memiliki kepala pel dengan bantalan mikrofiber yang dapat digunakan kembali.

“Saya belum menemukan apa pun yang membersihkan lebih baik daripada pel dengan bantalan kepala pel dari mikrofiber," kata Aslett.

"Alat ini mengambil kotoran dengan cepat dan mudah dan dapat melakukan pekerjaan tanpa perlu ember besar," ujar dia.

2. Gunakan cairan pembersih yang tepat

Saat mengepel menggunakan kain, Aslett merekomendasikan campuran air dan sabun cuci piring sebagai cairan pembersihnya

"Sabun cuci piring dibuat untuk menghilangkan lemak dan kotoran. Jangan gunakan terlalu banyak atau lantainya akan kusam," ujar Aslett.

Sementara itu, apabila mengepel menggunakan tongkat pel dengan kepala berbantalan mikrofiber, Aslett menyarankan penggunaan air dan sedikit sabun lantai.

3. Mengepel secara rutin

Menurut Aslett, rumah tangga kecil perlu dipel setiap beberapa minggu. Sedangkan untuk rumah tangga dengan anak-anak dan hewan peliharaan, bisa seminggu sekali atau lebih.

Aslett juga menyarankan penggunaan keset di pintu masuk rumah atau tempat tinggal untuk menjaga lantai tetap bersih lebih lama. 

4. Teknik mengepel

Aslett mengatakan, untuk lantai yang tidak terlalu kotor, cukup sekali mengepelnya dengan pel basah akan membuatnya bersih.

Sedangkan untuk lantai yang sangat kotor, Anda mungkin harus mengepel dua kali.

Pertama kali, basahi seluruh lantai. Ini akan mengangkat kotoran yang lengket di lantai.

Mulai mengepel di sekitar tepi ruangan terlebih dahulu, lalu pindah ke tengah lantai. Gosok lantai dari arah depan ke belakang, sambil berjalan mundur.

Saat satu sisi pel kotor, balikkan pel ke sisi yang bersih. Saat kedua sisi kotor, cuci pel di ember; jika tidak, Anda akan menyebarkan kotoran alih-alih menghilangkannya.

Jika masih ada kotoran yang membandel, bersihkan dengan sabut sebelum dibilas.

Untuk membilas, gunakan kain pel yang dibasahi dengan air bersih.

Menurut Aslett, kain pel harus sering dibilas dan jangan sampai air bilasan terlalu kotor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Gaji Ke-13 PNS Cair Mulai Hari Ini, Cek Penerima dan Komponennya!

Gaji Ke-13 PNS Cair Mulai Hari Ini, Cek Penerima dan Komponennya!

Tren
Rujak dan Asinan Indonesia Masuk Daftar Salad Buah Terbaik Dunia 2024

Rujak dan Asinan Indonesia Masuk Daftar Salad Buah Terbaik Dunia 2024

Tren
Tak Hanya Menggunakan Suara, Kucing Juga Berkomunikasi dengan Bantuan Bakteri

Tak Hanya Menggunakan Suara, Kucing Juga Berkomunikasi dengan Bantuan Bakteri

Tren
Sosok dan Kejahatan Chaowalit Thongduang, Buron Nomor Satu Thailand yang Ditangkap di Bali

Sosok dan Kejahatan Chaowalit Thongduang, Buron Nomor Satu Thailand yang Ditangkap di Bali

Tren
Cara Mendapatkan Kartu BPJS Ketenagakerjaan Digital melalui Jamsostek Mobile

Cara Mendapatkan Kartu BPJS Ketenagakerjaan Digital melalui Jamsostek Mobile

Tren
9 Rekomendasi Makanan yang Membantu Menunjang Fungsi Otak, Apa Saja?

9 Rekomendasi Makanan yang Membantu Menunjang Fungsi Otak, Apa Saja?

Tren
Meski Kaya Kolagen, Ini Jenis Kulit Ikan yang Tak Boleh Dimakan

Meski Kaya Kolagen, Ini Jenis Kulit Ikan yang Tak Boleh Dimakan

Tren
Bentuk Bumi Disebut Bukan Bulat Sempurna tapi Berbenjol, Ini Penjelasan BRIN

Bentuk Bumi Disebut Bukan Bulat Sempurna tapi Berbenjol, Ini Penjelasan BRIN

Tren
'Perang' Kesaksian soal Keterlibatan Pegi dalam Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

"Perang" Kesaksian soal Keterlibatan Pegi dalam Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Tren
Pemadanan NIK Jadi NPWP, Ini yang Perlu Dipahami

Pemadanan NIK Jadi NPWP, Ini yang Perlu Dipahami

Tren
Mukesh Ambani Tak Lagi Jadi Orang Terkaya Asia, Ini Penyebabnya

Mukesh Ambani Tak Lagi Jadi Orang Terkaya Asia, Ini Penyebabnya

Tren
Jalan Kaki 30 Menit Membakar Berapa Kalori?

Jalan Kaki 30 Menit Membakar Berapa Kalori?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 3-4 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 3-4 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 2-3 Juni | Orang dengan Gangguan Kesehatan Tertentu yang Tak Dianjurkan Minum Air Kelapa

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 2-3 Juni | Orang dengan Gangguan Kesehatan Tertentu yang Tak Dianjurkan Minum Air Kelapa

Tren
Amankah Tidur dengan Posisi Kepala, Badan, dan Kaki Tidak Sejajar?

Amankah Tidur dengan Posisi Kepala, Badan, dan Kaki Tidak Sejajar?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com