KOMPAS.com - Menyusun teks yang sesuai dengan kaidah baku ejaan bahasa Indonesia bisa menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi sebagian orang.
Sering kali butuh bantuan penyunting bahasa yang berpengalaman untuk menjadikan sebuah teks tidak menyalahi kaidah kebahasaan yang berlaku.
Untuk menyiasati kendala itu, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa meluncurkan Aplikasi Penyuntingan Ejaan Bahasa Indonesia, atau disebut Sipebi.
Sesuai namanya, Sipebi berfungsi untuk melakukan perbaikan atau penyuntingan teks bahasa Indonesia secara otomatis.
Baca juga: Cara Pakai Aplikasi Sipebi, Penyunting Ejaan Bahasa Indonesia
Aplikasi ini menggunakan pangkalan data Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) termutakhir dan masukan para ahli bahasa sebagai basis datanya.
Sipebi diluncurkan pada 28 Oktober 2021, bertepatan dengan puncak perayaan Bulan Bahasa dan Sastra tahun ini.
Usai diluncurkan, Sipebi mendapatkan sambutan antusias dari warganet yang ingin menjajal kebolehan aplikasi ini.
[cm] AKHIRNYA CEK GRAMMAR VERSI BAHASA INDONESIA UDAH ADA APLIKASINYA. Bisa cek kesalahan di kata baku dan nonbaku, kata hubung, dll. Caranya: buka laman KBBI daring dan unduh aplikasi Sipebi ya pic.twitter.com/4oTZntyfVJ
— COLLE | FOLLOW @CollesCorner (@collegemenfess) November 7, 2021
Aplikasi pemeriksa ejaan (spelling checker) namanya Sipebi (Aplikasi pemeriksa ejaan bahasa Indonesia). Bisa dipakai untuk mengecek skripsi, tesis atau disertasi jika naskahnya sudah ditulis. ????
Silakan diunduh dan dimanfaatkan.https://t.co/2EYjPhg7A8 pic.twitter.com/L5LHOr5n9Z
— Nemo #sinausirah (@akuikinemo) November 5, 2021
Ian Kamajaya, arsitek dan pengembang TI Sipebi, mengatakan, prototipe dari aplikasi tersebut sudah mulai dikembangkan pada tahun 2019.
Ian mengungkapkan, ketika itu ia dihubungi salah seorang rekannya di Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa untuk membantu mengembangkan aplikasi penyuntingan ejaan bahasa Indonesia untuk tugas pendidikan dan pelatihan (diklat).
Menurut Ian, ide awal dari rekannya itu adalah membuat aplikasi sederhana untuk menyunting ejaan dan hanya mampu memperbaiki lima macam kesalahan.
"Cuma waktu saya dengar, saya berpikir, 'Wah, jangan kayak gitu'. Saya pikir lebih bagus kalau aplikasi ini dikembangkan lebih jauh. Maka saya tawarkan, bagaimana kalau saya buat prototipe aplikasi yang bisa mengecek lebih banyak kesalahan dan juga memiliki fungsi analisis," kata Ian saat berbincang dengan Kompas.com melalui Zoom Meeting, Kamis (11/11/2021).
Ian mengatakan, fungsi analisis yang dimaksudnya bertujuan agar pengguna aplikasi tahu di mana letak kesalahan dari teks yang mereka tulis. Ide tersebut disetujui rekannya.
Pada Juni 2019, prototipe Sipebi selesai dikerjakan dan di luar dugaan mendapat sambutan positif ketika dipresentasikan.
"Karena mendapat tanggapan yang sangat luar biasa dari kalangan internal, mendapat predikat terbaik, semenjak itu pengembangan Sipebi mulai diadopsi oleh Badan Bahasa secara lebih resmi," ujar Ian.
Pada tahun 2020, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa kembali menghubungi Ian untuk mengembangkan lebih lanjut Sipebi.