Paxlovid merupakan obat yang bekerja sebagai protease inhibitor.
Protease inhibitors adalah kelas dari pengobatan yang digunakan untuk menangani atau mencegah infeksi oleh virus.
Obat ini dirancang untuk memblokir enzim yang dibutuhkan virus untuk berkembang biak.
Mengutip dari USA Today, obat ini dikemas dalam kemasan blister terdiri dari dua pil Paxlovid dan salah satu antivirus, ritonavir, yang memungkinkan Paxlovid aktif lebih lama pada konsentrasi yang lebih tinggi.
Pemberian obat ini pada pasien yakni mengambil dua bungkus sehari selama lima hari.
Baca juga: [HOAKS] 13 Siswa di Afrika Selatan Meninggal Usai Disuntik Vaksin
Berdasarkan uji coba pada 1.219 pasien berisiko tinggi yang baru saja terinfeksi Covid-19 ditemukan bahwa hanya 0,8 persen yang diberi Paxlovid dirawat di rumah sakit dibanding 7 persennya yang diberi plasebo.
Perhitungan tersebut dilakukan terhadap mereka yang melakukan perawatan tiga hari sejak gejala Covid dimulai.
Pada mereka yang diberi plasebo sebanyak 7 orang meninggal, sedangkan yang diberi Paxlovid tak satupun meninggal.
Saat dirawat dalam waktu 5 hari dari sejak gejala muncul hanya satu persen yang diberi Paxlovid yang berujung di rumah sakit dan tak seorang pun meninggal.
Sedangkan kelompok plasebo ada sebanyak 6,7 persen dirawat di mana 10 di antaranya meninggal.
Profesor di Fakultas Kedokteran di Universitas Leeds Dr Stephen Griffin menyebut, munculnya antivirus ini berpotensi menandai era baru dalam kemampuan mencegah konsekuensi parah dari virus SARS-CoV2.
"Selain juga elemen penting untuk perawatan orang-orang yang rentan secara klinis yang mungkin tak dapat menerima atau mendapatkan vaksin,” kata Stephen.
Baca juga: [HOAKS] CEO Pfizer Ditangkap karena Palsukan Data Efektivitas Vaksin
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.