Akan tetapi, seiring dengan datangnya modernitas dan tipe keluarga yang tidak lagi luas melainkan menjadi lebih kecil, nilai-nilai keluarga tersebut kemudian mengalami pergeseran.
"Keluarga kecil itu semuanya bekerja, nah ini menimbulkan kemudian pergeseran nilai anak yang dulu penting sebagai pendukung kerja demikian juga orangtua menjadi bergeser," jelas Drajat.
Ia mengatakan, pada era modern, anak menjadi beban orangtua karena tidak mendukung langsung dalam pemenuhan ekonomi.
"Kalau dulu kan orangtuanya petani, anaknya membantu di sawah. Orangtuanya nelayan, membantu cari ikan," ujar dia.
"Nah sekarang anaknya kuliah orangtuanya kerja, jadi seolah-olah anak itu tidak mendukung ekonomi keluarga," imbuhnya.
Karena kondisi tersebut, menurut Drajat, anak akhirnya diposisikan menjadi investasi masa depan oleh orangtuanya.
Hal yang sama juga terjadi pada peran orang tua. Ketika mereka tidak lagi menjadi sumber utama dari aset ekonomi, maka orangtua pun akhirnya dianggap beban oleh anaknya.
"Apalagi kalau itu menyangkut jam kerja ya, sehingga orangtua itu tidak bisa diperhatikan. Nah di situlah pergeseran itu mulai menyebabkan alternatif berkembangnya panti jompo," kata Drajat.
Baca juga: Pesan Anak Trimah Saat Menitipkan Ibunya ke Panti Jompo: Ma, hati-hati, yang Sabar Ya di Sini