Ketiga, kekerasan kolektif yang dilakukan karena heroisme atau merasa menjadi pahlawan dan harus membela komunitasnya.
"Tapi kekerasan kolektif apa pun itu, orang tidak segera merasa bersalah karena dilakukan bersama-sama," jelas dia.
"Sehingga kalau mereka menemui pencuri, mereka sudah langsung bergerak secara instrumental dengan maksud pencurian tidak lagi terjadi di daerah mereka," tambahnya.
Drajat menilai, hal inilah yang menjadi pembenaran aksi main hakim sendiri.
Jadi, kekerasan kolektif akan berulang karena ada dorongan untuk heroisme, bertindak bersama-sama, dan seringkali mengabaikan kemanusiaan.
Baca juga: Menelaah Joker dan Kontroversi Kekerasan di Baliknya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.