BMKG juga telah memprakirakan bahwa sebagian wilayah Indonesia yang akan memasuki periode musim hujan mulai Oktober 2021, meliputi wilayah:
Baca juga: BMKG: Penyebab Gempa Malang Adanya Aktivitas Lempeng Indo-Australia
Beberapa wilayah Indonesia lainnya akan memasuki musim hujan pada November hingga Desember 2021 secara bertahap dalam waktu yang tidak bersamaan.
Secara umum, hingga November 2021, diperkirakan 87,7 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan.
Pada akhir Desember 2021, BMKG memperkirakan 96,8 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan.
"Sebagai langkah mitigasi guna meminimalkan risiko, BMKG terus melakukan Sekolah Lapang Iklim (SLI) dan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN). Karena meski La Nina adalah ancaman, namun di sisi lain ada hal positif yang juga dibawa," kata Dwikorita.
Baca juga: Penjelasan BMKG soal Isu Gelombang Panas di Indonesia
Menurut dia, ada sisi positif yang dibawa La Nina di antaranya bagi petani dan pekerja sektor kelautan.
La Nina menyediakan pasokan air yang berpotensi meningkatkan produktivitas pertanian.
Sementara, bagi pekerja di sektor kelautan, La Nina membuat perluasan area pasang surut wilayah pesisir yang dimanfaatkan oleh nelayan tambak budidaya dan garam.
Baca juga: Gempa Guncang Salatiga, BMKG: Rentetan Gempa Berpusat di Kompleks Gunung Telomoyo
Merespons kemungkinan La Nina, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di 34 provinsi untuk mengambil langkah kesiapsiagaan menghadapi fenomena ini.
Hal itu bertujuan untuk mencegah maupun menghindari dampak buruk bahaya hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor dan angin kencang, yang dipicu fenomena tersebut.
"Catatan historis menunjukkan bahwa La Nina tahun 2020 menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi curah hujan bulanan di Indonesia hingga 20 persen sampai dengan 70 persen dari kondisi normalnya," pesan Deputi Bidang Pencegahan BNPB Prasinta Dewi, dikutip dari laman BNPB, Jumat (29/10/2021).
Ia menekankan, peningkatan curah hujan itu berpotensi memicu terjadinya bencana hidrometeorologi.
Menyikapi potensi bahaya dampak La Nina, Prasinta mengharapkan BPBD provinsi untuk mewaspadai dan menginstruksikan BPBD di tingkat kabupaten dan kota melakukan langkah-langkah kesiapsiagaan.
Ia juga mengingatkan, pihaknya telah memiliki informasi kerawanan bencana di tingkat desa atau kelurahan.
Informasi tersebut dapat diakses pada Katalog Desa Rawan Bencana, sedangkan pada konteks risiko, pemerintah daerah maupun masyarakat dapat melihat pada laman atau aplikasi inaRISK.
Mengantisipasi dampak bencana hidrometeorologi basah, pihaknya meminta adanya persiapan dini terkait sumber daya manusia, logistik, peralatan, dan persiapan fasilitas layanan kesehatan sesuai dengan penerapan protokol kesehatan dalam penanganan Covid-19.
Baca juga: BNPB Terima Penyaluran Bantuan Covid-19 dari Masyarakat, Ini Prosedurnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.