Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Penerima Vaksin Covid-19 Tidak Boleh Scan MRI

Kompas.com - 12/10/2021, 16:00 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Beredar informasi di media sosial Facebook yang mengklaim vaksin Covid-19 menghasilkan gelombang elektromagnetik.

Dikarenakan dapat menghasilkan gelombang elektromagnetik, maka orang sudah divaksinasi Covid-19 tidak boleh melakukan scan Magnetik Resonance Imaging (MRI).

Informasi itu mengeklaim, apabila seseorang yang telah menerima vaksin menjalani prosedur scan MRI, maka akan timbul akibat yang berbahaya bahkan kematian.

Berdasarkan konfirmasi Tim Cek Fakta Kompas.com, klaim tersebut tidak benar alias hoaks.

Narasi yang beredar

Klaim bahwa orang yang telah menerima vaksin Covid-19 tidak boleh melakukan prosedur scan MRI dibagikan oleh akun Facebook ini.

Akun tersebut membagikan tangkapan layar sebuah unggahan Twitter.

Berikut narasi dalam unggahan tersebut (diterjemahkan ke bahasa Indonesia):

"Saya memperingatkan orang-orang yang telah divaksin untuk menghindari scan MRI, terutama untuk beberapa minggu pertama, karena beberapa orang telah sangat terpengaruh oleh elektromagnetisme yang dihasilkan vaksin.

Kasus yang paling parah telah mengakibatkan kematian pasien,"

Tangkapan layar hoaks penerima vaksin Covid-19 tidak boleh scan MRI. Vaksin diklaim menghasilkan gelombang elektromagnetik yang dapat mengganggu prosedur MRI dan bahkan menyebabkan kematian.Screenshot Tangkapan layar hoaks penerima vaksin Covid-19 tidak boleh scan MRI. Vaksin diklaim menghasilkan gelombang elektromagnetik yang dapat mengganggu prosedur MRI dan bahkan menyebabkan kematian.

Konfirmasi Kompas.com

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi membantah klaim bahwa vaksin Covid-19 menghasilkan gelombang elektromagnetik.

"Hoaks. Tidak ada kandungan elektromagnet dalam vaksin," kata Nadia saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (12/10/2021).

Nadia menjelaskan, vaksin Covid-19 berisi virus yang telah dimatikan serta zat dalam bentuk cairan untuk stabilitas vaksin.

"Ini (vaksin) adalah virus yang dimatikan dan ada zat dalam bentuk cairan untuk stabilitas vaksin," ujar Nadia.

Scan MRI tidak berbahaya

Melansir AFP Fact Check, 8 Oktober 2021, ahli saraf dan profesor di University of British Columbia, Lara Boyd, mengatakan, prosedur scan MRI tetap aman bagi orang yang telah menerima vaksin Covid-19.

"Sama sekali tidak ada data yang menunjukkan bahwa scan MRI harus dihindari setelah vaksin Covid-19 apa pun," kata Boyd.

Jean Chen, seorang profesor biofisika medis di University of Toronto, juga setuju bahwa vaksinasi bukanlah alasan untuk menghindari scan MRI, yang disebutnya sebagai alat yang sangat bermanfaat untuk diagnosis dan penelitian.

"MRI menggunakan gelombang radio dalam medan magnet untuk menghasilkan gambar detail bagian dalam tubuh. Tidak ada vaksin Covid-19 yang dapat memengaruhi proses ini, karena vaksin tidak mengandung bahan magnetik," kata Chen.

Kesimpulan

Berdasarkan konfirmasi Tim Cek Fakta Kompas.com, dapat disimpulkan bahwa klaim yang menyebutkan penerima vaksin Covid-19 tidak boleh melakukan scan MRI adalah hoaks.

Jubir Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes menjelaskan bahwa vaksin Covid-19 tidak menghasilkan gelombang elektromagnet.

Pakar kesehatan juga mengatakan bahwa penerima vaksin Covid-19 tetap boleh melakukan scan MRI, karena tidak ada bahan dalam vaksin yang dapat mengganggu prosedur tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Konsumsi Vitamin C Berlebihan Bisa Sebabkan Batu Ginjal, Ketahui Batas Amannya

Konsumsi Vitamin C Berlebihan Bisa Sebabkan Batu Ginjal, Ketahui Batas Amannya

Tren
Melestarikan Zimbabwe Raya

Melestarikan Zimbabwe Raya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 5-6 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 5-6 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

Tren
5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com