Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Ajang Olahraga Tanah Air Kerap Diwarnai Kericuhan?

Kompas.com - 09/10/2021, 20:50 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Kericuhan umumnya dipicu karena ketidakpuasan

Dari sisi teknis, Djoko menyebut sumber daya manusia (SDM) yang mengawasi pertandingan harus benar-benar terkualifikasi.

Sebab, kericuhan dalam olahraga umumnya dipicu oleh ketidakpuasan di dalam penjurian atau kepemimpinan wasit.

"Kita harus segera melakukan pembinaan terhadap para wasit dan juri, harapannya punya lisensi yang memadahi, sehingga dalam pertandingan bisa melaksanakan secara fair play," jelas dia.

Baca juga: Berbahayakah Tidur dengan Kipas Angin Menyala Sepanjang Malam?

Ia juga menyorot sistem penilaian sejumlah pertandingan olahraga yang masih memakai sistem lama dan usang.

Djoko mencontohkan sistem penilaian dalam cabor binaraga di ajang PON Papua XX yang sempat diwarnai protes sejumlah daerah.

Menurutnya, protes itu dipicu oleh penilaian yang masih menggunakan cara lama, sehingga menimbulkan potensi unfair untuk menentukan pemenang.

"Jadi para juri yang jumlahnya ada 6 atau 7, setelah atlet menampilkan performanya, itu menilai secara manual, ditulis di atas kertas, kemudian ada petugas yang mengumpulkan dan diserahkan ke petugas statistik," kata dia.

"Sistem ini kan seharusnya tidak zamannya lagi di era digitalisasi. Seharusnya begitu melakukan performa, wasit tinggal nekan nilai, langsung kelihatan, sehingga akan menunjukkan penilaian yang transparan dan objektif," sambungnya.

Baca juga: Bukan Pagi Hari, Ini Waktu Terbaik untuk Berolahraga

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ilmuwan China Ungkap Makanan yang Bisa Menjadi Rahasia Panjang Umur

Ilmuwan China Ungkap Makanan yang Bisa Menjadi Rahasia Panjang Umur

Tren
Catat, Ini Waktu Larangan untuk Minum Kopi dan Dampaknya

Catat, Ini Waktu Larangan untuk Minum Kopi dan Dampaknya

Tren
Mengenal Teori Bumi Berlubang dan Agartha, Inspirasi Serial 'Joko Anwar's Nightmares and Daydreams'

Mengenal Teori Bumi Berlubang dan Agartha, Inspirasi Serial "Joko Anwar's Nightmares and Daydreams"

Tren
Kemenkumham Soroti Kasus Peserta UTBK Tunarungu Dipaksa Copot ABD dan Dicurigai Joki

Kemenkumham Soroti Kasus Peserta UTBK Tunarungu Dipaksa Copot ABD dan Dicurigai Joki

Tren
Siswa SMP Tewas Diduga Dianiaya Polisi di Padang, Saksi Sempat Lihat Korban Ditendang

Siswa SMP Tewas Diduga Dianiaya Polisi di Padang, Saksi Sempat Lihat Korban Ditendang

Tren
Menilik Pegunungan Appalachia, Rumah bagi Cerita Misteri dan Supranatural

Menilik Pegunungan Appalachia, Rumah bagi Cerita Misteri dan Supranatural

Tren
Gangguan di Server Pusat Data Nasional Terjadi Cukup Lama, Apa Penyebabnya?

Gangguan di Server Pusat Data Nasional Terjadi Cukup Lama, Apa Penyebabnya?

Tren
Lowongan Kerja PT KAI untuk SMA: Ini Syarat, Link, dan Cara Daftarnya

Lowongan Kerja PT KAI untuk SMA: Ini Syarat, Link, dan Cara Daftarnya

Tren
Urutan Nonton 7 Episode Joko Anwar's Nightmares and Daydreams

Urutan Nonton 7 Episode Joko Anwar's Nightmares and Daydreams

Tren
Benarkah Mencuci Piring Bisa Bantu Meredakan Stres? Ini Kata Psikolog

Benarkah Mencuci Piring Bisa Bantu Meredakan Stres? Ini Kata Psikolog

Tren
Penjelasan Kemenag soal Video Jemaah Haji Diduga Meninggal dan Telantar di Arab Saudi

Penjelasan Kemenag soal Video Jemaah Haji Diduga Meninggal dan Telantar di Arab Saudi

Tren
Kasus Anjing Gigit Manusia Kembali Terjadi, Bisakah Pemilik Dipidana?

Kasus Anjing Gigit Manusia Kembali Terjadi, Bisakah Pemilik Dipidana?

Tren
Kronologi Anggota Satpol PP Pekanbaru Peras Nenek Rp 3 Juta, Modus soal Izin Bangunan

Kronologi Anggota Satpol PP Pekanbaru Peras Nenek Rp 3 Juta, Modus soal Izin Bangunan

Tren
Pelajar di Padang Diduga Jadi Korban Penganiayaan Polisi hingga Meninggal, KPAI Desak Polri Berbenah

Pelajar di Padang Diduga Jadi Korban Penganiayaan Polisi hingga Meninggal, KPAI Desak Polri Berbenah

Tren
5 Fakta Kecelakaan Pajero Vs Truk di Tol Semarang-Batang yang Menewaskan 4 Orang

5 Fakta Kecelakaan Pajero Vs Truk di Tol Semarang-Batang yang Menewaskan 4 Orang

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com