KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta agar menunda suntikan booster vaksin Covid-19.
Diberitakan Reuters, Rabu (25/8/2021), Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, data tentang manfaat dan keamanan suntikan booster vaksin Covid-19 masih belum meyakinkan.
"Ketika beberapa negara mampu untuk memiliki booster dan yang lain bahkan tidak memvaksinasi putaran pertama dan kedua, itu adalah masalah moral," katanya.
Di sisi lain, beberapa negara, termasuk Indonesia, sudah memulai pemberian vaksin booster.
Lantas, apa yang menjadi pertimbangan WHO untuk menunda pemberian vaksin booster?
Baca juga: Mengenal Vaksin Merah Putih, Booster Vaksin Covid-19 untuk Tahun 2022
WHO bekerja sama dengan Kelompok Ahli Penasehat Strategis (SAGE) untuk meninjau bukti yang muncul tentang kebutuhan dan waktu dosis vaksin tambahan.
Melansir laman resmi WHO, (10/8/2012), beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dari suntikan booster vaksin Covid-19, meliputi:
1. Menurunnya kekebalan
Kekebalan dan durasi perlindungan masih belum ditetapkan hingga saat ini. Menurut studi, belum jelas apakah penurunan titer berkaitan dengan penurunan efektivitas vaksin, terutama terhadap varian corona yang jadi perhatian (VOC).
Sementara data tentang imunogenisitas beberapa vaksin menunjukkan bahwa antibodi bertahan setidaknya selama 6 bulan. Meski demikian, perlindungan terhadap keparahan penyakit masih tetap ada.
2. Efektivitas vaksin
Data yang ada saat ini belum cukup untuk memutuskan apakah ada penurunan yang signifikan terkait efektivitas vaksin terhadap segala bentuk penyakit klinis dari infeksi SARS-CoV-2 setelah 6 bulan setelah vaksinasi.
Meski ada laporan kasus pada orang yang sudah divaksin (infeksi terobosan), tetapi sebagian besar kasus tidak separah orang yang tidak divaksinasi.
3. Pasokan vaksin global serta pemerataan global dan nasional
Keputusan kebijakan program vaksinasi nasional untuk menambahkan dosis booster harus mempertimbangkan kekuatan bukti mengenai perlunya dosis ini dan ketersediaan vaksin secara global.