Senada dengan keterangan Reisa, ia juga menegaskan, tak perlu dilakukan tes ulang PCR untuk menyatakan seseorang sembuh.
"Banyak yang pakai PCR dua kali, seperti yang dilakukan berbagai perusahaan, itu yang tidak tepat," tandas dia.
Ia mengatakan hal ini karena tes PCR mendeteksi materi genetik di tubuh manusia tanpa membedakannya menjadi virus yang aktif atau sudah mati.
Sehingga, ia mengatakan hasil tes bisa terus positif bahkan hingga tiga bulan setelah terpapar virus.
Karena inilah ia mengatakan PCR dimaksudkan untuk melakukan diagnosis dan bukan evaluasi kondisi pasien.
Baca juga: UGM Buka Shelter untuk Isoman Pasien Covid-19, Ini Syarat dan Alurnya
Ia menyebut pengecualian dilakukan pada pasien bergejala berat yang membutuhkan tes ulang PCR karena efek sampingnya lebih banyak.
Pada kasus semacam ini, menurutnya dokter juga membutuhkan lebih banyak tes seperti foto rontgen dan pemeriksaan darah guna menyatakan kesembuhan.