Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gotong Royong Warga Vs Gotong Royong Pemerintah

Kompas.com - 15/07/2021, 12:55 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di tengah lonjakan kasus Covid-19 dan keterbatasan kapasitas rumah sakit, upaya untuk saling jaga sangat penting dilakukan.

Kata "gotong royong" pun banyak diperbincangkan di media sosial saat Pemberlakuan Pengetatan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

Akan tetapi, kata "gotong royong" belakangan memiliki dua implementasi yang berbeda dari pemerintah dan warga dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Baca juga: Cerita Lasmiati Jual Nasi Goreng Rp 3.000 Per Porsi, Bisa Laku hingga 300 Piring Sehari

Gotong royong warga

Selama PPKM Darurat, ada banyak sekali unggahan warganet yang menceritakan upaya gotong royong warga dalam membantu sesama.

Di Jogja, misalnya, ada gerakan sosial untuk membagikan nasi gratis kepada yang membutuhkan pasokan makanan, seperti saat sedang isolasi mandiri.

Mereka pun memiliki akun khusus untuk membagikan informasi terkait distribusi nasi gratis di Jogja, yaitu @jogja_nasi di Twitter.

Aksi serupa juga dilakukan oleh warga Kota Madiun, Jawa Timur bernama Nyanyu Verawaty (38).

Baca juga: Cerita Ririn Jual Soto Ayam Rp 2.000 Per Porsi, Berbisnis Sekaligus Berbagi Saat Pandemi

Mbak Uthe, panggilan akrab Nyayu Verawati, menawarkan bantuan makan siang gratis bagi warga yang sementara menjalani isoman.

Syaratnya, cukup memberikan foto pemeriksaan PCR yang menunjukkan hasil positif Covid-19.

Selain gerakan sosial berupa bantuan makanan, sejumlah warga berinisiatif untuk menyediakan informasi dan kontak penting di masa darurat.

Salah satunya adalah melalui laman wargabantuwarga.com.

Partnership Tim #WargaBantuWarga dari KitaBisa.com, Fara Devana mengatakan bahwa Wargabantuwarga adalah inisiatif untuk mengumpulkan beragam informasi mengenai Covid-19.

Ada dua fokus pada gerakan gotong royong ini. Pertama, memberikan informasi terkait Covod-19 dan kontak/akses layanan/alat kesehatan berbasis per provinsi.

Kedua, hotline untuk memudahkan warga yang membutuhkan informasi terkait layanan kesehatan.

Beberapa informasi yang disediakan WargaBantuWarga cukup lengkap, antara lain:

  • Situs Informasi Covid-19: Pemerintah dan Inisiatif Warga
  • Daftar Kontak Fasilitas & Alat Kesehatan per Provinsi
  • Isolasi Mandiri: Apa yang harus dilakukan?
  • Laman Edukasi Covid-19
  • Donasi untuk Warga Terdampak

Baca juga: Kisah Pak Aan, Penjual Makanan yang Semangat Berbagi meski Pendapatannya Anjlok karena Pandemi Covid-19

Gotong royong versi pemerintah

Dalam mengendalikan kasus Covid-19 di Indonesia, banyak upaya yang dilakukan pemerintah, misalnya. memperluas cakupan vaksinasi Covid-19.

Caranya adalah dengan menerapkan skema vaksinasi gotong royong.

Dalam Permenkes Nomor 19 Tahun 2021, vaksinasi gotong royong ditujukan kepada karyawan yang beban pembiayaannya ditanggung oleh perusahan.

Selain itu, vaksinasi gotong royong juga diperuntukkan bagi individu atau perorangan dengan pembiayaan ditanggung masing-masing.

Artinya, warga yang ingin mendapatkan vaksin melalui jalur ini harus membayar alias tidak gratis.

Pemerintah bahkan rencananya menyediakan 22 juta dosis vaksin Sinopharm untuk skema vaksinasi gotong royong ini.

Awalnya, vaksinasi gotong royong untuk individu berbayar ini dimulai 12 Juli 2021. Namun, pelaksanaannya ditunda setelah mendapat kritikan dari banyak pihak.

(Sumber: Kompas.com (Muhlis Al Alawi/Retia Kartika Dewi |Editor: Abba Gabrillin/Rizal Setyo Nugroho)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

6 Alasan Mengapa Anjing Peliharaan Menatap Pemiliknya, Apa Saja?

6 Alasan Mengapa Anjing Peliharaan Menatap Pemiliknya, Apa Saja?

Tren
Pacitan Diguncang Gempa M 5,0 Selasa Pagi, Ini Wilayah yang Merasakannya

Pacitan Diguncang Gempa M 5,0 Selasa Pagi, Ini Wilayah yang Merasakannya

Tren
Analisis Gempa Pacitan M 5,0 Selasa Pagi, Disebabkan Deformasi Batuan di Lempeng Indo-Australia

Analisis Gempa Pacitan M 5,0 Selasa Pagi, Disebabkan Deformasi Batuan di Lempeng Indo-Australia

Tren
Peneliti Ungkap Suara Makhluk Hidup Terbesar di Dunia yang Sudah Berumur 12.000 Tahun

Peneliti Ungkap Suara Makhluk Hidup Terbesar di Dunia yang Sudah Berumur 12.000 Tahun

Tren
Gempa M 5,0 Guncang Pacitan, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 5,0 Guncang Pacitan, Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
6 Cara Intermittent Fasting, Metode Diet Isa Bajaj yang Berhasil Turun Berat Badan 12 Kg

6 Cara Intermittent Fasting, Metode Diet Isa Bajaj yang Berhasil Turun Berat Badan 12 Kg

Tren
Sidang SYL: Beli Kado dan Renovasi Rumah Pribadi dari Uang Kementan

Sidang SYL: Beli Kado dan Renovasi Rumah Pribadi dari Uang Kementan

Tren
Rincian Formasi CPNS Sekolah Kedinasan 2024, STAN Terbanyak

Rincian Formasi CPNS Sekolah Kedinasan 2024, STAN Terbanyak

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Disiarkan di RCTI, Kick Off 20.00 WIB

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Disiarkan di RCTI, Kick Off 20.00 WIB

Tren
Berawal dari Cabut Gigi, Perempuan Ini Alami Infeksi Mulut hingga Meninggal Dunia

Berawal dari Cabut Gigi, Perempuan Ini Alami Infeksi Mulut hingga Meninggal Dunia

Tren
Ramai soal Kepribadian Kucing Ditentukan oleh Warna Bulunya, Pakar: Tidak Selalu Kucing 'Oren' Barbar

Ramai soal Kepribadian Kucing Ditentukan oleh Warna Bulunya, Pakar: Tidak Selalu Kucing "Oren" Barbar

Tren
8 Suplemen untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh

8 Suplemen untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh

Tren
Profil Sadiq Khan, Anak Imigran Pakistan yang Sukses Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Profil Sadiq Khan, Anak Imigran Pakistan yang Sukses Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Tren
Bukan Cuma Olahraga, Lakukan 3 Gerakan Ini untuk Jaga Kesehatan

Bukan Cuma Olahraga, Lakukan 3 Gerakan Ini untuk Jaga Kesehatan

Tren
Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com