Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ajakan Setop Unggah Berita Covid-19, Masyarakat Bisa Abai Bahaya Corona

Kompas.com - 15/07/2021, 07:00 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia kembali mencatatkan kasus harian tertinggi sepanjang pandemi virus corona Covid-19. 

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), pada Rabu (14/7/2021), ada penambahan kasus sebanyak 54.517 kasus dan 991 kematian. 

Di tengah tingginya angka kasus harian ini, beredar poster ajakan untuk tidak mengunggah pemberitaan tentang Covid-19.

"Negeri yang tenteram dan damai," tulis akun Twitter @kopiganja.

Lantas, apa yang menyebabkan munculnya kondisi tersebut? 

Baca juga: Ramai soal Ajakan Tidak Upload Berita Corona, Ini Kata Satgas Covid-19

Penyangkalan

Terkait ramai ajakan tersebut, dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fajar Junaedi mengatakan, sikap denial atau penangkalan terhadap fakta Covid-19 ini sudah ada sejak awal pandemi.

"Kita tentu ingat di awal pandemi, para pejabat kita bersikap denial dengan bahaya Covid-19," kata Fajar saat dihubungi Kompas.com, Rabu (14/7/2021).

Sikap penyangkalan ini kemudian ditiru oleh masyarakat. Salah satu akibatnya, berkembang kelompok yang menganggap Covid-19 sebagai bagian dari teori konspirasi.

Akibat lainnya, muncul kelompok yang menghindari informasi sesungguhnya dari pandemi Covid-19.

"Kelompok ini berlindung dengan menyebut untuk menghentikan informasi tentang Covid-19. Ini tentu berbahaya karena bisa membuat masyarakat abai dengan bahaya virus ini," jelas Fajar.

Baca juga: Beredar Poster Ajakan Tak Unggah Berita tentang Covid-19, Ini Kata Psikolog


Peran media

Lebih lanjut, Fajar menjelaskan bahwa media massa adalah wujud dari kerja profesional jurnalsitik.

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, dalam Pasal 6 (a) menyebutkan
bahwa pers nasional melaksanakan peranan sebagai untuk memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui.

Sudah menjadi tanggung jawab media untuk memberitakan fakta.

"Menutupi informasi dengan berkedok memberitakan yang baik saja, tentu melanggar amanat undang-undang pers ini," jelas Fajar.

Sementara itu, menghindari informasi sesungguhnya dari Covid-19 bisa membuat masyarakat menjadi abai.

Halaman:

Terkini Lainnya

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Mengulik Racunomologi

Mengulik Racunomologi

Tren
Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Tren
Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com