Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan Madu Mentah dengan Madu Biasa Menurut Peternak Lebah

Kompas.com - 10/07/2021, 11:02 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

Sumber Kompas.com

"Paling bisa membedakan (madu biasa dan madu mentah) dari tekstur kekentalan. Madu mentah itu lebih cair. Dia kalau sudah hasil pengolahan biasanya lebih kental,” terangnya.

Baca juga: Ramai soal Madu Palsu, Perlukah Konsumsi Madu untuk Imunitas Tubuh?

Pengemasan madu biasa

Madu biasa yang banyak beredar di pasaran juga telah melewati proses filtrasi dan pasteurisasi.

Filtrasi adalah proses membersihkan madu dari kotoran dan gelembung udara, sehingga madu tampak lebih bersih dalam waktu lama.

Bahkan pada beberapa madu biasa lainnya, ada juga yang menggunakan proses ultrafiltrasi yang membuat madu menjadi lebih lembut dan transparan.

Sayangnya, proses tersebut dapat mengakibatkan hilangnya nutrisi penting pada madu, seperti polen, berbagai enzim, dan juga antioksidan.

Sementara itu, pasteurisasi adalah proses penghancuran ragi dalam madu menggunakan suhu panas yang sangat tinggi. Selain membuat madu lebih lembut, proses ini juga menjadikan madu tahan lama.

Baca juga: Mengapa Lebah Madu Mati Setelah Menyengat?

Perbedaan nutrisi madu mentah dan madu biasa

Selain proses, madu mentah dan madu biasa juga memiliki perbedaan nutrisi yang dikandungnya.

Madu mentah mengandung sekitar 22 asam amino, 31 jenis mineral, dan banyak sekali vitamin serta enzim. Selain itu, madu mentah juga mengandung 30 jenis senyawa tanaman bioaktif yang disebut polifenol, yang berperan sebagai antioksidan bagi tubuh.

Berbeda dengan madu mentah, menurut penelitian, jumlah antioksidan pada madu biasa 4,3 kali lebih sedikit dibanding madu mentah, karena telah melewati berbagai proses pengemasan.

Kandungan Polen

Berbagai proses pada madu biasa yang telah disebutkan tadi dapat membuat polen yang dikandung madu menjadi hilang.

Padahal, polen memiliki 250 substansi, termasuk berbagai vitamin, asam amino, asam lemak penting, mikronutrisi, dan antioksidan.

Bahkan, Kementerian Kesehatan Jerman memasukkan polen dalam kategori obat-obatan.

Sumber: KOMPAS.com (Syifa Nuri Khairunnisa/Yuharrani Aisyah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pilihan Ikan untuk Menurunkan Kolesterol Tinggi, Bantu Cegah Serangan Jantung

Pilihan Ikan untuk Menurunkan Kolesterol Tinggi, Bantu Cegah Serangan Jantung

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 8-9 Juni 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 8-9 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Izin Tambang untuk Ormas Keagamaan | Tapera Ditunda

[POPULER TREN] Izin Tambang untuk Ormas Keagamaan | Tapera Ditunda

Tren
Jelang Puncak Haji, Bus Shalawat Sementara Setop Layani Jemaah

Jelang Puncak Haji, Bus Shalawat Sementara Setop Layani Jemaah

Tren
Bikin Ilmuwan Bingung, Ini 13 Misteri Alam Semesta yang Belum Terpecahkan

Bikin Ilmuwan Bingung, Ini 13 Misteri Alam Semesta yang Belum Terpecahkan

Tren
Mungkinkah 'Psywar' Penonton Pengaruhi Hasil Akhir Pertandingan Sepak Bola?

Mungkinkah "Psywar" Penonton Pengaruhi Hasil Akhir Pertandingan Sepak Bola?

Tren
Asal-usul Nama Borneo, Sebutan Lain dari Pulau Kalimantan

Asal-usul Nama Borneo, Sebutan Lain dari Pulau Kalimantan

Tren
Jokowi Beri Izin Tambang, NU Gercep Bikin PT tapi Muhammadiyah Emoh Tergesa-gesa

Jokowi Beri Izin Tambang, NU Gercep Bikin PT tapi Muhammadiyah Emoh Tergesa-gesa

Tren
Kronologi Bos Rental Mobil Asal Jakarta Dikeroyok Warga hingga Tewas di Pati

Kronologi Bos Rental Mobil Asal Jakarta Dikeroyok Warga hingga Tewas di Pati

Tren
Nilai Tes Ulang Rekrutmen BUMN Lebih Rendah dari yang Pertama, Masih Berpeluang Lolos?

Nilai Tes Ulang Rekrutmen BUMN Lebih Rendah dari yang Pertama, Masih Berpeluang Lolos?

Tren
Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1445 H Jatuh pada Senin 17 Juni 2024

Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1445 H Jatuh pada Senin 17 Juni 2024

Tren
Teka-teki Penguntitan Jampidsus yang Belum Terjawab dan Kemunculan Drone di Atas Gedung Kejagung

Teka-teki Penguntitan Jampidsus yang Belum Terjawab dan Kemunculan Drone di Atas Gedung Kejagung

Tren
Viral Video Sekuriti Plaza Indonesia Disebut Pukuli Anjing Penjaga, Ini Kata Pengelola dan Polisi

Viral Video Sekuriti Plaza Indonesia Disebut Pukuli Anjing Penjaga, Ini Kata Pengelola dan Polisi

Tren
Tiket KA Blambangan Ekspres Keberangkatan mulai 18 Juni 2024 Belum Bisa Dipesan, Ini Alasannya

Tiket KA Blambangan Ekspres Keberangkatan mulai 18 Juni 2024 Belum Bisa Dipesan, Ini Alasannya

Tren
Panglima Sebut TNI Bukan Lagi Dwifungsi tapi Multifungsi ABRI, Apa Itu?

Panglima Sebut TNI Bukan Lagi Dwifungsi tapi Multifungsi ABRI, Apa Itu?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com