Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Awasi Mobilitas Warga Lewat NASA hingga Google, Ini Hasilnya

Kompas.com - 06/07/2021, 17:30 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, sebagai koordinator Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat, memantau mobilitas masyarakat secara virtual.

PPKM darurat telah diterapkan 3-20 Juli 2021, untuk mengurangi mobilitas masyarakat, demi mencegah penularan Covid-19.

"Kalau kita lihat di Kepulauan Seribu dan Jakarta semua sudah merah. Paling tinggi di Jakarta Selatan untuk indeks penurunannya. Sisanya masih di 17 persen, ini juga semua baru penurunan untuk alpha, belum delta," kata Luhut, melalui keterangan tertulis, Senin (5/7/2021).

Baca juga: Ini Skenario Terburuk yang Disiapkan Pemerintah jika Kasus Harian Tembus 40.000 Kasus

Mobilitas dipantau lewat NASA, Google, dan Facebook

Mobilisasi warga dipantau melalui Facebook Mobility, Google Traffic, dan Night Light dari NASA.

Luhut memerintahkan agar semua pihak bisa fokus mengejar target mobilisasi warga turun hingga 50 persen.

Berdasarkan analisis, dibutuhkan sekitar penurunan mobilitas warga sebesar 30 persen untuk Covid-19 varian alpha dan 50 persen untuk varian Delta agar jumlah kasus Covid-19 di wilayah tersebut dapat menurun.

Luhut berharap agar Polri dan pihak yang berwenang dapat melakukan penyekatan mobilitas untuk memastikan PPKM Darurat berjalan dengan baik.

"Jangan diberikan pengecualian, diluar sektor kritikal dan esensial, ataupun untuk pelayanan publik," tutur Luhut.

Pemerintah menargetkan agar mobilitas warga di sejumlah wilayah tersebut turun hingga 50 persen.

Hal ini demi mengurangi jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia yang ditargetkan agar turun hingga 10.000 per hari.

Indeks mobilitas

Kompas.com memantau data perubahan mobilitas di Indonesia yang diunggah pada 1 Juli 2021 dari Laporan Mobilitas Masyarakat oleh Google.

Indeks mobilitasnya, meliputi:

  • Tempat retail dan rekreasi berkurang 6 persen
  • Toko bahan makanan dan apotek meningkat 26 persen
  • Taman nasional, taman, pantai, lapangan terbuka dan sejenisnya berkurang 6 persen
  • Pusat transportasi umum berkurang 33 persen
  • Tempat kerja berkurang 28 persen
  • Area pemukiman meningkat 11 persen.

Baca juga: Hari Ini Terjadi Aphelion, Bumi Berada di Titik Terjauh dari Matahari, Apa Dampaknya?

Pantauan mobilitas

Berikut pantauan indeks mobilitas di 3 provinsi:

1. DKI Jakarta

Indeks mobilitas di DKI Jakarta secara keseluruhan pada Minggu (4/7/2021) berkurang sampai 18,6 persen.

Angka itu diperoleh dari Google Mobility dengan penurunan sampai 22,5 persen dan dari data Facebook Mobility menurun sampai 15,7 persen.

Hal ini digambarkan dari anggota yang aktif sebanyak 1.406 dari 7.817 orang.

2. Banten

Pada saat yang sama, Provinsi Banten memiliki indeks moblilitas yang berkurang mencapai 21,6 persen.

Angka itu diperoleh dari Google Mobility dengan penurunan sampai 18,5 persen dan dari data Facebook Mobility menurun sampai 13,3 persen.

Hal ini digambarkan dari anggota yang aktif sebanyak 2.636 dari 7.243 orang.

3. Jawa Barat

Sementara itu, di Provinsi Jawa Barat, memiliki indeks moblilitas yang berkurang mencapai 17,8 persen.

Angka itu diperoleh dari Google Mobility dengan penurunan sampai 19,8 persen dan dari data Facebook Mobility menurun sampai 15,6 persen.

Hal ini digambarkan dari anggota yang aktif sebanyak 11.760 dari 21.646 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Negara yang Tak Punya Bandara, Bagaimana Cara ke Sana?

5 Negara yang Tak Punya Bandara, Bagaimana Cara ke Sana?

Tren
Kata Media Asing soal Indonesia Vs Guinea, Ada yang Soroti Kartu Merah Shin Tae-yong

Kata Media Asing soal Indonesia Vs Guinea, Ada yang Soroti Kartu Merah Shin Tae-yong

Tren
Manfaat Buah dan Sayur Berdasar Warnanya, Merah Bisa Cegah Kolesterol Tinggi

Manfaat Buah dan Sayur Berdasar Warnanya, Merah Bisa Cegah Kolesterol Tinggi

Tren
16 Negara yang Lolos Berlaga di Sepak Bola Olimpiade Paris 2024, Termasuk Guinea

16 Negara yang Lolos Berlaga di Sepak Bola Olimpiade Paris 2024, Termasuk Guinea

Tren
Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Tren
Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Tren
Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Tren
Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

Tren
Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com