Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rebutan Susu Beruang, Panic Buying Corona, dan Kepanikan Warga

Kompas.com - 04/07/2021, 18:25 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Informasi negatif

Ia menuturkan, tindakan kolektif bersama-sama dalam waktu yang pendek itu dianggap akan memengaruhi kelangkaan barang.

Selain itu, dia mengatakan, perilaku panic buying terjadi karena berkembangnya informasi negatif di pasar.

"Artinya ada informai yang mendorong terjadinya rush. Informasi negatif itu maksudnya bukan menjelek-jelekan, itu informasi yang tersebar tapi tidak sesuai dengan realitas yang terjadi," jelas dia.

"Misalnya susu ini punya nilai yang penting untuk kesehatan dan akan jadi langka karena diserbu orang. Padahal sebenarnya stok di pabrik bisa jadi tidak ada masalah," sambungnya.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh DR. dr. Tan Shot Yen,M.hum (@drtanshotyen)

Karena perbedaan antara kelangkaan pasar, pentingnya barang, dan realitas, warga pun terdorong untuk melakukan tindakan panic buying terhadap barang-barang itu.

Kondisi inilah yang dimaksud Drajat sebagai informasi negatif, yaitu memberikan sentimen negatif terhadap naik turunnya kebutuhan di masyakarat.

Baca juga: Susu Beruang Jadi Rebutan, Ini Kata Nestle

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com