Berdasarkan data dari Inggris, varian delta 60 persen lebih menular daripada varian alpha, yang sebelumnya disebut B.1.1.7.
Sementara itu Alpha, lebih menular daripada strain yang sebelumnya.
Kepala Departemen Penyakit Menular di Imperial College London Inggris Wendy Barclay menjelaskan, bahwa varian delta lebih menular daripada yang sebelumnya karena beberapa mutasi kunci pada protein lonjakan, yang memungkinkan virus untuk menembus dan menginfeksi sel sehat.
“Varian delta memiliki dua mutasi penting dalam protein lonjakannya, atau set mutasi. Salah satunya di situs pembelahan furin, yang menurut kami cukup penting untuk kebugaran virus di saluran napas," katanya.
Baca juga: Mutasi Virus Corona B.1.1.7 Terdeteksi di 5 Provinsi, Mana Saja?
Melansir Telegraph, Kamis (17/6/2021), ahli epidemiologi di Imperial College, Prof Neil Ferguson memperkirakan bahwa, jika tidak ada pembatasan (termasuk tidak ada vaksinasi), jumlah reproduksi varian, atau R0, akan berkisar antara lima dan delapan.
Sebaliknya, strain asli Covid-19 memiliki R0 sekitar tiga, dan varian Kent atau Alpha antara empat dan lima.
R0 adalah ukuran rata-rata jumlah orang yang terinfeksi oleh setiap individu yang menularkan virus.
Barclay menjelaskan, varian delta tampak "lebih bugar" daripada varian sebelumnya.
Hal itu membuatnya lebih mudah menyebar di sel-sel di saluran udara seseorang, yang berarti seseorang cenderung mengeluarkan lebih banyak virus saat terinfeksi.
Baca juga: 5 Fakta Varian Corona B.1.1.7 yang Sudah Ditemukan di Indonesia