Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Gempa M 5.9 Blitar Bersifat Merusak? Ini Penjelasan BMKG

Kompas.com - 23/05/2021, 20:50 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gempa berkekuatan magnitudo 5,9 yang mengguncang wilayah Jawa Timur dan sekitarnya pada Jumat (21/5/2021) malam mengakibatkan kerusakan bangunan di beberapa titik.

Hiposenter gempa berpusat di kedalaman 110 km bawah laut di 57 km arah tenggara Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Melihat kedalaman lokasi gempa, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut gempa itu masuk dalam kategori gempa sedang, bukan dangkal, bukan pula dalam.

Baca juga: Gempa Blitar Akibatkan Overscale pada Seismogram, Ini Penjelasan BMKG

Meski demikian, ada korban luka dan kerusakan bangunan akibat gempa ini.

Berdasarkan keterangan Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Raditya Jati, per Sabtu (22/5/2021) pukul 10.00 WIB, terdapat 2 korban luka berat dan ringan.

Kerusakan bangunan yang sudah terdata adalah 4 unit rumah alami rusak berat, 8 rusak sedang, dan 142 bangunan mengalami rusak ringan.

Sebanyak 17 fasilitas umum juga dilaporkan mengalami kerusakan, 16 rusak ringan dan 1 rusak sedang.

Dampak gempa berupa kerusakan bangunan ini tersebar di berbagai daerah, mulai dari Kabupaten Malang, Blitar, Lumajang, Pasuruan, Jember, Kota Malang, dan Kota Blitar.

Mengapa gempa yang terjadi di kedalaman sedang ini menimbulkan kerusakan?

Kepala Bidang Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, hal itu karena gempa yang berjenis Intra Slub.

"Itu gempa intraslab, gempa yang sumbernya di dalam lempeng. Lempeng Australia kan menunjam ke bawah Jawa, itu rekah dan pecah di dalam lempengnya," ujar Daryono saat dihubungi Kompas.com, Minggu (23/5/2021).

"Jadi dia memancarkan energi yang lebih kuat. Grown motion-nya itu lebih kuat, lebih tinggi dari gempa-gempa yang sama di tempat lain. Jadi ini memang keunikan keistimewaan gempa intraslab," lanjut dia.

Mengutip artikel di laman Univerity of Washington, gempa intraslab bisa lebih merusak meski kekuatan magnitudonya lebih kecil dari gempa berjenis megathrust.

Mengapa?

Intraslab sering terjadi di titik dekat dengan populasi masyarakat dan memiliki rasio energi yang lebih besar daripada kejadian gempa megathrust.

Sehingga tidak heran, ketika gempa Blitar dengan kekuatan 5,9 M mampu memberi dampak kerusakan bangunan yang sedemikian rupa.

Sementara sebelumnya, gempa di Nias (14/5/2021) dengan kekuatan yang lebih besar yakni magnitudo 7,2 dan dimutakhirkan menjadi magnitudo 6,7 justru terbilang lebih aman dan tidak menimbulkan kerusakan bangunan.

Baca juga: Tidak Berpotensi Tsunami, Getaran Gempa Nias Barat Terasa Hingga Aceh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com