Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Akar Konflik Palestina-Israel

Kompas.com - 12/05/2021, 20:03 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Bagian IV: Palestina dibagi dua

Pasca-pemberontakan itu, pemerintah Inggris, khawatir akan meletusnya kekerasan antara Palestina dan Zionis. Inggris kemudian mencoba membatasi imigrasi kaum Yahudi Eropa menuju Palestina.

Pada 1944, beberapa kelompok bersenjata Zionis menyatakan perang terhadap Inggris karena mencoba membatasi imigrasi Yahudi ke Palestina, sedangkan saat itu kaum Yahudi tengah mencoba melarikan diri dari Holocaust.

Organisasi paramiliter Zionis melancarkan sejumlah serangan terhadap Inggris.

Serangan paling terkenal adalah pemboman King David Hotel pada 1946, yang menewaskan 91 orang.

Baca juga: Ramai Dibicarakan, Berikut 5 Fakta Menarik soal Hagia Sophia

Pada awal 1947, pemerintah Inggris akhirnya mengakui bahwa mereka telah melakukan kesalahan dalam menangani permasalahan di Palestina.

Inggris kemudian menyerahkan masalah Palestina kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan mengakhiri proyek kolonialnya di sana.

Pada 29 November 1947, PBB mengadopsi Resolusi 181, yang merekomendasikan pembagian Palestina menjadi dua negara, yakni negara Yahudi dan Palestina.

Baca juga: Melihat Hagia Sophia dan Cerita Panjang Perjalanannya...

Saat itu, kaum Yahudi di Palestina merupakan sepertiga dari populasi dan memiliki kurang dari enam persen dari total luas tanah.

Namun, di bawah rencana pembagian PBB, mereka dialokasikan 55 persen dari tanah, meliputi banyak kota utama dan garis pantai penting dari Haifa ke Jaffa.

Pembagian yang tidak seimbang itu membuat bangsa Palestina menolak proposal dari PBB.

Tidak lama setelah pengadopsian Resolusi 181 oleh PBB, pecah perang antara bangsa Palestina dengan kaum Zionis Israel.

Baca juga: Vaksin Corona asal Israel Mulai Diuji Coba pada Manusia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com