Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyekatan Mudik dan Ancaman Ledakan Kasus Covid-19 Pascalebaran...

Kompas.com - 12/05/2021, 17:05 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gelombang arus mudik Lebaran 2021 diketahui tetap ditemukan meski pemerintah telah mengeluarkan larangan mudik.

Penyekatan pun dilakukan pihak berwajib di ratusan titik guna mencegah penyebaran Covid-19.

Dengan beragam cara dan alasan, sekelompok orang tetap nekat menuntaskan rindu pulang ke kampung halaman di tengah situasi pandemi Covid-19 di Tanah Air yang belum juga terkendali.

Dari hasil pengetesan acak Covid-19 dalam Operasi Ketupat 2021, dilaporkan bahwa jumlah pemudik yang positif Covid-19 mencapai 4.123 orang.

"Jumlah pemudik yang di-random testing dari 6.742 konfirmasi positif 4.123 orang," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto dalam jumla pers di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (10/5/2021).

Baca juga: Ramai soal Masuknya WNA di Tengah Larangan Mudik, Ini Kata Satgas Covid-19

Lantas, bagaimana prediksi perkembangan pandemi di Indonesia pascakegiatan mudik berakhir?

Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman dengan gamblang menyebut potensi yang akan terjadi adalah meningkatnya kasus infeksi dan fatalitas.

"Dampak mudik terhadap perburukan situasi pandemi kita yang memang saat ini juga belum dalam situasi yang terkendali, tentu jelas berdasarkan sains, berdasarkan studi epidemiologi, jelas akan terjadi penambahan kasus, baik itu angka kesakitan maupun kematian," kata Dicky kepada Kompas.com, Rabu (12/5/2021).

Melihat kembali catatan libur panjang yang pernah dimiliki Indonesia, Dicky merangkum rata-rata peningkatan kasus kesakitan pasca-adanya mobilitas masyarakat di momen libur panjang adalah sebanyak 60-90 persen.

Sementara untuk angka kematian, rata-rata meningkat di atas 50 persen pada momentum yang sama.

"Bahkan meski di tengah terbatasnya kapasitas testing, tracing kita, itu terjadi. Yang artinya, situasi sebenarnya (penularan dan kematian) di publik lebih besar dari itu," katanya lagi.

Baca juga: 8 Aturan Khusus pada Perayaan Lebaran 2021 di Tengah Pandemi Covid-19

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com