Banyak negara seperti Perancis, Jerman, Kanada, Belanda, Finlandia, Islandia, dan Swedia, telah melanjutkan penggunaan vaksin ini hanya untuk orang tua, kelompok usia 55 tahun ke atas.
Ini disebabkan oleh pembekuan darah yang cenderung lebih mempengaruhi orang yang lebih muda.
Spanyol, Filiphina, dan Italia mengambil tindakan dengan menangguhkan jab untuk orang berusia di bawah 60 tahun, sedangkan Belgia membatasinya hingga lebih dari 55 tahun.
Sementara Australia menuturkan bahwa suntikan seharusnya tidak lagi diberikan kepada orang di bawah 50 tahun.
Kecuali bagi mereka yang telah menerima dosis pertama vaksin AstraZeneca tanpa efek buruk.
Baca juga: Bolehkah Penderita Diabetes yang Juga Penyintas Covid-19 Menerima Vaksin?
Meskipun muncul kritikan terkait pasokan dan masalah keamanan, vaksin AstraZeneca telah digunakan di sekitar 11 negara.
Jumlah ini lebih banyak dibandingkan vaksin yang dikembangkan Pfizer-BioNTech dan Moderna.
Suntikan ini juga sebagian besar diberikan secara gratis ke negara-negara miskin di bawah skema Covax yang dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Melansir Kompas.com, 9 Maret 2021, vaksin AstraZeneca, dengan nama ChAdOx1 nCov-19 atau AZD1222 telah diuji coba di Inggris dan Brasil, dengan hasil kemanjuran hingga 90 persen.
Cara kerja vaksin ini dengan menyebarkan vektor modifikasi virus pada simpanse, yang sebelumnya telah dilemahkan dari virus flu biasa (adenovirus).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.