Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona Global 13 Maret: 5 Negara Kasus Terbanyak | Brasil Alami Gelombang Kedua

Kompas.com - 13/03/2021, 09:30 WIB
Mela Arnani,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Brasil alami gelombang kedua

Brasil tengah menghadapi gelombang kedua Covid-19, dengan jumlah kematian harian yang dilaporkan terus tinggi. 

Varian baru dari virus corona terus menyebar ke seluruh negeri, di saat banyak orang di negara ini terus menentang penggunaan masker dan pembatasan mobilitas.

“Kami sedang melalui skenario terburuk sejak awal pandemi. Anda hanya perlu melihat tren dalam jumlah rata-rata kematian,” kata Gonzalo Vecina Neto, seorang profesor Kesehatan Masyarakat Universitas Sao Paulo seperti dikutip dari CNN Internasional (13/3/2021).

Pada Rabu (10/3/2021), Kementerian Kesehatan Brasil mencatat rekor tertinggi baru, dengan melaporkan 2.286 korban meninggal karena infeksi virus.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Brasil Makin Memburuk, Korban Meninggal Harian Capai 2.286 Orang

Italia bisa kembali lockdown

Dikutip dari The Guardian (13/3/2021), Pemerintah Italia telah menyetujui peraturan yang memungkinkan setengah dari negara, termasuk Lazio, wilayah sekitarnya Roma, masukkan jumlah kuncian dari Senin karena melonjaknya infeksi virus corona

Kabinet Perdana Menteri Mario Draghi telah memberikan lampu hijau pada keputusan yang akan mengkategorikan daerah dalam "zona merah" berisiko tinggi jika mereka memiliki lebih dari 250 kasus mingguan per 100.000 penduduk.

Italia mencatat 25.673 infeksi baru pada hari Kamis dan 373 kematian karena Covid-19, sehingga jumlah total kematian menjadi 101.184.

Wilayah yang menghadapi penguncian total mulai Senin termasuk Lombardy, Lazio, Emilia-Romagna, Friuli Venezia-Giulia, Veneto, Piedmont, Marche dan provinsi Trento.

Baca juga: Negara-negara Eropa Ramai Tunda Vaksin AstraZeneca, Italia dan Perancis Beda Suara

Vaksin AstraZeneca

European Medicines Agency (EMA) atau Badan Obat Eropa menyelidiki apakah salah satu dari tiga vaksin Covid-19 yang sebelumnya disetujui mungkin terkait dengan kasus pembekuan darah.

“Belum jelas apakah ada hubungan kausal antara vaksinasi dan laporan trombositopenia imun,” kata EMA.

Badan tersebut mengatakan akan menilai laporan kondisi orang-orang yang telah menerima vaksin Pfizer, AstraZeneca dan Moderna. 

Sebelumnya muncul laporan bahwa penerima inokulasi vaksin AstraZeneca menderita pembekuan darah.

EMA mengatakan tidak ada indikasi bahwa kejadian tersebut disebabkan oleh vaksinasi, seperti juga disebutkan WHO.

Baca juga: Negara Eropa Bisa Tetap Pakai Vaksin AstraZeneca Saat Kasus Pembekuan Darah Diselidiki

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

Tren
Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: 'Track Record' Baik

Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: "Track Record" Baik

Tren
Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Tren
Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Tren
Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Tren
Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Tren
Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Tren
Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Tren
Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Tren
Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Tren
Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Tren
Kemenhan Buka 25.258 Formasi CASN 2024 untuk PPPK dan CPNS, Ini Rinciannya

Kemenhan Buka 25.258 Formasi CASN 2024 untuk PPPK dan CPNS, Ini Rinciannya

Tren
Fitur, Manfaat, dan Cara Penggunaan Aplikasi Kawal Haji Kementerian Agama

Fitur, Manfaat, dan Cara Penggunaan Aplikasi Kawal Haji Kementerian Agama

Tren
Mengenal Program Pesiar BPJS Kesehatan, Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Mengenal Program Pesiar BPJS Kesehatan, Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com