Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Nugroho
Pemimpin Redaksi Kompas.com

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Banjir Jakarta dan Perkara Untung atau Rugi

Kompas.com - 23/02/2021, 09:19 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pernikahan yang akan selalu dikenang. Untuk pasangan yang menikah, situasi ini akan pasti menjadi penguat saat menghadapi situasi-situasi sulit lainnya.

Selain soal banjir yang akan berulang kisahnya dan kita menjadi terbiasa juga, minggu lalu kita dikejutkan dengan video viral  membanjirnya 176 mobil baru di Desa Sumurgeneng.

Karena banyaknya, mobil yang didatangkan dengan digendong truk towing dari Gresik dan Surabaya secara bersama-sama itu dikawal polisi.

Desa Sumurgeneng terdapat di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Warga desa bersama-sama membeli mobil baru dan tidak cuma satu karena baru mendapat pencairan ganti rugi atas tanah.

Dari 840 keluarga di Desa Sumurgeneng, 225 keluarga melepas tanah mereka untuk proyek Pertamina-Rosneft berupa grass root refinery. 

Dengan harga per meter Rp 600.000-Rp 800.000, rata-rata warga mendapat Rp 8 miliar sebagai hasil penjualan tanah.

Mobil menjadi pilihan hampir semua warga lantaran mendadak memiliki uang dalam jumlah sangat besar. 

Adalah Tain (38), warga Desa Sumurgenen, yang membuat video, mengunggah di akun Facebook dan kemudian viral hingga mancanegara.

Berbeda dengan warga desa lainnya, Tain yang menjual tanah dan mendapat Rp 9,7 miliar tidak membeli mobil. Tain memilih menabung dan membeli tanah lain dengan uangnya.

Oya, kalau kamu yang tiba-tiba dapat uang sebanyak itu, apa yang akan kamu lakukan? Saya sendiri bingung karena tidak terbayang dari mana ketiba-tibaan itu akan datang. Hihihihi...

Buat kamu yang punya peluang mendapatkan ketiba-tibaan itu, baik bersiap. Tidak hanya di Desa Sumurgeneng, Tuban ternyata. Di beberapa daerah hal serupa juga terjadi.

Di Desa Kawungsari, Kuningan, Jawa Barat, warga yang mendapatkan uang penjualan tanah untuk Waduk Kuningan memborong kendaraan bermotor.

Sejak pertama pencairan penjualan tanah, sudah sektiar 300 kendaraan bermotor baru dibeli warga. Kendaraan itu mulai dari sepeda motor sampai mobil.

Terlepas dari bagaimana kritik kita untuk penggunaan uang hasil penjualan tanah, kabar baik terselip di sini. Menjual tanah untuk proyek negara tidak masuk dalam katergori rugi.

Dua kasus di Desa Sumurgeneng dan Desa Kawungsari menjelaskan hal ini. Tidak ada ganti rugi tetapi ganti untung yang terjadi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com