KOMPAS.com - Beberapa hari lalu, penanganan pandemi Covid-19 di India jadi perbincangan warganet. Negara dengan populasi lebih dari 1,3 miliar jiwa ini dinlai mampu menurunkan jumlah kasus aktif.
Berdasarkan data dari Covid Performance Index, yang dikutip Kompas.com pada Senin (1/2/2021), penanganan India ada di urutan 86, tepat satu tingkat di bawah Indonesia.
Sementara itu, berdasarkan data Worldometers, hingga Kamis (4/2/2021) pukul 13.05 WIB, jumlah kasus Covid-19 di India tercatat 10.791.123.
Dari jumlah itu, 155.926 kasus merupakan kasus aktif.
Angka kasus Covid-19 aktif di India lebih rendah daripada Indonesia yang hingga Kamis siang ini tercatat 175.236 kasus aktif. Adapun, jumlah total kasus di Indonesia berjumlah 1.111.671 kasus.
Bagaimana penanganan Covid-19 di India?
Dilansir dari Aljazeera, 28 Agustus 2020, sejak awal Agustus, India telah melaporkan penyebaran Covid-19 tertinggi di dunia dalam satu hari yaitu antara 60.000 hingga 70.000 kasus.
Virus ini menyebar sangat cepat di daerah perdesaan. Sementara, kondisi lockdown saat itu telah dilonggarkan dan bisnis dibuka kembali di sebagian besar wilayah.
The Guardian, Kamis (28/1/2021), menuliskan, dari data dan grafik terlihat kurva kasus penyebaran Covid-19 di India memang cenderung menurun menjelang akhir tahun 2020.
Akan tetapi, The Guardian memberi catatan bahwa negara yang lebih luas cenderung memiliki jumlah kasus dan kematian yang lebih tinggi.
Ada banyak faktor yang berperan dalam pembentukan kurva ini, seperti profil demografis negara, populasi, serta tingkat kasus harian per 1 juta orang di setiap negara.
Baca juga: IAKMI: Indonesia Perlu Belajar dari India Tangani Pandemi Covid-19
Akan tetapi, BBC melaporkan, tes ini kurang dapat diandalkan, dengan tingkat akurasi dalam beberapa kasus hanya 50 persen.
Tim independen India, yaitu ICMR dan All Indian Institute of Medical Sciences (AIIMS), melakukan evaluasi. Mereka menemukan bahwa akurasi sebenarnya berkisar antara 50 persen dan 84 persen.
Dari evaluasi tersebut, ICMR mengeluarkan panduan, yaitu bagi yang memiliki hasil negatif dari tes antigen, perlu tes ulang dengan tes PCR jika menunjukkan gejala.