Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Penanganan Covid-19 di India...

Kompas.com - 04/02/2021, 13:15 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa hari lalu, penanganan pandemi Covid-19 di India jadi perbincangan warganet. Negara dengan populasi lebih dari 1,3 miliar jiwa ini dinlai mampu menurunkan jumlah kasus aktif. 

Berdasarkan data dari Covid Performance Index, yang dikutip Kompas.com pada Senin (1/2/2021), penanganan India ada di urutan 86, tepat satu tingkat di bawah Indonesia.

Sementara itu, berdasarkan data Worldometers, hingga Kamis (4/2/2021) pukul 13.05 WIB, jumlah kasus Covid-19 di India tercatat 10.791.123.

Dari jumlah itu, 155.926 kasus merupakan kasus aktif.

Angka kasus Covid-19 aktif di India lebih rendah daripada Indonesia yang hingga Kamis siang ini tercatat 175.236 kasus aktif. Adapun, jumlah total kasus di Indonesia berjumlah 1.111.671 kasus.

Bagaimana penanganan Covid-19 di India?

Puncak tertinggi

Dilansir dari Aljazeera, 28 Agustus 2020, sejak awal Agustus, India telah melaporkan penyebaran Covid-19 tertinggi di dunia dalam satu hari yaitu antara 60.000 hingga 70.000 kasus.

Virus ini menyebar sangat cepat di daerah perdesaan. Sementara, kondisi lockdown saat itu telah dilonggarkan dan bisnis dibuka kembali di sebagian besar wilayah.

The Guardian, Kamis (28/1/2021), menuliskan, dari data dan grafik terlihat kurva kasus penyebaran Covid-19 di India memang cenderung menurun menjelang akhir tahun 2020.

Akan tetapi, The Guardian memberi catatan bahwa negara yang lebih luas cenderung memiliki jumlah kasus dan kematian yang lebih tinggi.

Ada banyak faktor yang berperan dalam pembentukan kurva ini, seperti profil demografis negara, populasi, serta tingkat kasus harian per 1 juta orang di setiap negara.

Baca juga: IAKMI: Indonesia Perlu Belajar dari India Tangani Pandemi Covid-19

Tingkat testing

Seorang tenaga medis mengambil sampel dari seorang perempuan di sebuah sekolah yang diubah menjadi tempat untuk melakukan tes penyakit virus korona (COVID-19) di tengah penyebaran penyakit tersebut di New Delhi, India, Senin (22/6/2020).ANTARA FOTO/REUTERS/ADNAN ABIDI Seorang tenaga medis mengambil sampel dari seorang perempuan di sebuah sekolah yang diubah menjadi tempat untuk melakukan tes penyakit virus korona (COVID-19) di tengah penyebaran penyakit tersebut di New Delhi, India, Senin (22/6/2020).
Untuk meningkatkan kapasitas testing (pengujian) Covid-19, Pemerintah India beralih ke metode yang lebih murah dan lebih cepat, yaitu tes rapid antigen.

Akan tetapi, BBC melaporkan, tes ini kurang dapat diandalkan, dengan tingkat akurasi dalam beberapa kasus hanya 50 persen.

Tim independen India, yaitu ICMR dan All Indian Institute of Medical Sciences (AIIMS), melakukan evaluasi. Mereka menemukan bahwa akurasi sebenarnya berkisar antara 50 persen dan 84 persen.

Dari evaluasi tersebut, ICMR mengeluarkan panduan, yaitu bagi yang memiliki hasil negatif dari tes antigen, perlu tes ulang dengan tes PCR jika menunjukkan gejala.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Alasan Anjing Peliharaan Melakukan Gerakan Memutar Sebelum Berbaring

Alasan Anjing Peliharaan Melakukan Gerakan Memutar Sebelum Berbaring

Tren
Jangan Salah Beli, Ini Ciri-ciri Hewan Kurban yang Sehat

Jangan Salah Beli, Ini Ciri-ciri Hewan Kurban yang Sehat

Tren
Dulu Dilarang, Kenapa MK Hapus Pasal yang Melarang Dinasti Politik?

Dulu Dilarang, Kenapa MK Hapus Pasal yang Melarang Dinasti Politik?

Tren
Perjalanan Kasus Kematian Akseyna UI: 9 Tahun Tak Terungkap, Polisi Akui Kesulitan

Perjalanan Kasus Kematian Akseyna UI: 9 Tahun Tak Terungkap, Polisi Akui Kesulitan

Tren
Gerindra Dukung Khofifah-Emil Dardak di Pilgub Jatim 2024, Bagaimana dengan PDI-P?

Gerindra Dukung Khofifah-Emil Dardak di Pilgub Jatim 2024, Bagaimana dengan PDI-P?

Tren
7 Gejala Chikungunya yang Perlu Diwaspadai, Termasuk Demam dan Nyeri Sendi

7 Gejala Chikungunya yang Perlu Diwaspadai, Termasuk Demam dan Nyeri Sendi

Tren
4 Suplemen yang Dapat Membahayakan Jantung, Salah Satunya Ekstrak Bawang Putih

4 Suplemen yang Dapat Membahayakan Jantung, Salah Satunya Ekstrak Bawang Putih

Tren
Banyak Aturan Ditunda Usai Tuai Penolakan, Pemerintah Dinilai Sembrono dalam Membuat Kebijakan

Banyak Aturan Ditunda Usai Tuai Penolakan, Pemerintah Dinilai Sembrono dalam Membuat Kebijakan

Tren
Apa Indikator Orang Gemuk Disebut Obesitas? Simak Tandanya Berikut Ini

Apa Indikator Orang Gemuk Disebut Obesitas? Simak Tandanya Berikut Ini

Tren
Duduk Perkara Anak Angelina Jolie-Brad Pitt Ingin Hapus Nama Keluarga dari Sang Ayah

Duduk Perkara Anak Angelina Jolie-Brad Pitt Ingin Hapus Nama Keluarga dari Sang Ayah

Tren
Pilihan Ikan untuk Menurunkan Kolesterol Tinggi, Bantu Cegah Serangan Jantung

Pilihan Ikan untuk Menurunkan Kolesterol Tinggi, Bantu Cegah Serangan Jantung

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 8-9 Juni 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 8-9 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Izin Tambang untuk Ormas Keagamaan | Tapera Ditunda

[POPULER TREN] Izin Tambang untuk Ormas Keagamaan | Tapera Ditunda

Tren
Jelang Puncak Haji, Bus Selawat Sementara Setop Layani Jemaah

Jelang Puncak Haji, Bus Selawat Sementara Setop Layani Jemaah

Tren
Bikin Ilmuwan Bingung, Ini 13 Misteri Alam Semesta yang Belum Terpecahkan

Bikin Ilmuwan Bingung, Ini 13 Misteri Alam Semesta yang Belum Terpecahkan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com