Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Foto Awan Mirip Ombak di Langit Yogyakarta, Ini Penjelasan BMKG

Kompas.com - 16/01/2021, 13:53 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah unggahan yang membagikan foto awan berbentuk mirip ombak di langit Bandara Yogyakarta International Airport (YIA), Kulon Progo, viral di media sosial.

Salah satu pengguna media sosial yang mengunggah fenomena tersebut adalah akun Facebook Wawan di grup Facebook Warga Sleman Sembada, Jumat (15/1/2021).

"Awan pagi tadi saat mendung gelap di atas Bandara NYIA Kulonprogo...semoga bukan tanda" yang tidak mengenakan, semoga ini hanya fenomena Alam biasa," tulis Wawan.

Hingga Sabtu (16/1/2021) siang, unggahan itu telah disukai lebih dar 280 kali dan mendapat komentar puluhan kali dari sesama warganet.

Fenomena itu juga diabadikan oleh akun Facebook Jamus Kalimasada.

"Fenomena Awan Memanjang Seperti Ular Di Bandara NYIA Kulonprogo Yogyakarta...
Semoga Tidak Terjadi Apa-apa, Tetap Aman Terkendali," tulis Jamus.

Baca juga: Foto Viral Awan Melingkar Mirip Cincin di Kediri, Awan Apa Itu?

Baca juga: Video Viral Awan Mirip Ombak Tsunami di Makassar, Ini Penjelasannya

Awan apa seperti yang terlihat pada sejumlah foto viral itu?

Awan Arcus

Pihak otoritas Bandara YIA membenarkan video viral yang merekam awan gelap di atas langit bandara baru yang berada di pesisir pantai selatan itu.

Kepala Seksi Meteorologi Bandara YIA, Warjono mengatakan, awan menyerupai ombak itu disebut sebagai awan Arcus atau roll cloud.

"Fenomena awan Arcus terjadi kemarin (Jumat, 15 Januari 2021) jam 07.00 sampai jam 08.00 WIB. Hari ini juga terjadi lagi sekitar jam 06.00 WIB," kata Warjono saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (16/1/2021).

Menurut dia, awan Arcus juga terlihat memanjang dari perbatasan Purworejo, Jawa Tengah, hingga Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Warjono menjelaskan, fenomena awan Arcus ini terjadi karena adanya pertemuan massa udara.

"Massa udara hangat dari laut dan massa udara dingin dari darat, yang menyebabkan awan menggulung atau seperti ombak awan jenis ini biasanya diikuti hujan dan turbulensi," papar Warjono.

Baca juga: Viral Foto Awan di Merapi, BMKG Sebut Awan Stratiform

Proses terbentuknya awan Arcus

Sementara itu, Kabid Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Hary T. Djatmiko menjelaskan, awan Arcus terkadang terlihat di bawah awan Cumulonimbus.

Awan itu berbentuk kolom horizontal yang dapat menggelinding atau bergulung panjang apabila dalam awan mengalami perbedaan arah angin di lapisan bagian atas dan bawah.

Awan ini terjadi ketika aliran udara dingin yang turun dari awan cumulonimbus hingga mencapai tanah.

Udara dingin itu diindikasikan menyebar dengan cepat di sepanjang tanah, kemudian mendorong udara lembab dan hangat yang ada di sekitarnya ke atas.

"Saat udara ini naik, uap air mengembun membentuk pola awan Arcus," ujar Hary saat dihubungi terpisah oleh Kompas.com, Sabtu (16/1/2021).

Saat awan Arcus terbentuk dengan awan Cumulonimbus dan downdraft, hal itu biasanya dikaitkan dengan hujan lebat atau hujan es, kilat atau petir, dan angin kencang.

Selain itu, awan Arcus juga mempunyai ketinggian hingga sekitar 6.500 kaki atau sekitar 2.000 meter atau 2 kilometer.

Baca juga: Viral Foto Awan di Merapi, BMKG Sebut Awan Stratiform

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Tren
Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com