Kedua studi tersebut menggunakan dua jenis tes.
Salah satunya tes darah untuk antibodi, yang dapat bertahan selama berbulan-bulan setelah infeksi terjadi.
Jenis tes lainnya menggunakan sampel hidung atau sampel lain untuk mendeteksi virus atau bagian-bagiannya, yang menunjukkan infeksi saat ini.
Baca juga: Ramai Topik soal Rapid Antigen, Apakah Sama dengan Swab Antigen?
Satu studi New England Journal of Medicine, melibatkan lebih dari 12.500 petugas kesehatan di Rumah Sakit Universitas Oxford di Inggris.
Dari jumlah itu, sebanyak 1.265 orang yang memiliki antibodi virus corona pada awalnya, hanya dua orang dengan hasil positif pada tes, untuk mendeteksi infeksi aktif dalam enam bulan berikutnya dan tidak ada gejala yang berkembang.
Berbeda dengan 11.364 pekerja yang awalnya tidak memiliki antibodi, sebanyak 223 orang dinyatakan positif terinfeksi dalam waktu sekitar enam bulan berikutnya.
Baca juga: Berikut 8 Negara yang Konfirmasi Varian Baru Virus Corona, Bagaimana dengan Indonesia?