Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.
KOMPAS.com - Beredar video dengan klaim Bendung Gerak Serayu di Banyumas, Jawa Tengah, jebol karena debit air sungai meningkat.
Klaim itu beredar di media sosial pada pekan lalu.
Kepala UPT Bendung Gerak Serayu Sugeng mengatakan informasi yang menyebut bahwa salah satu pintu Bendung Gerak Serayu jebol akibat meningkatnya debit air sungai tidak benar.
Peristiwa yang terjadi dalam video yakni kapal ponton hanyut setelah tersangkut di pintu bendungan.
Sejumlah akun Facebook pada pekan lalu mengunggah video menayangkan sebuah barang besar hitam hanyut di arus sungai yang cukup deras. Dalam video berdurasi 17 detik itu, beberapa warga tampak merekam peristiwa tersebut.
Unggahan video itu disertai status yang menyebut Bendung Serayu di Banyumas jebol. Narasi ini diedarkan akun ini, ini, ini, dan ini.
Sementara, akun Adipati Bae pada Kamis (3/12 2020) mengunggah video serupa yang mencantumkan keterangan bahwa Bendung Gerak Serayu Banyumas tidak kuat menahan debit air.
Informasi bahwa Bendung Gerak Serayu di Banyumas jebol tidak benar.
Balai PSDA Serayu Citanduy menjelaskan, video yang beredar di media sosial itu bukan menampilkan pintu Bendung Gerak Serayu hanyut. Barang hanyut itu adalah kapal ponton yang seberat 20 ton yang hanyut tenggelam.
"Disinformasi (hoax) dalam video nampak terbawa arus bukanlah video Bendung Gerak Serayu, melainkan sebuah kapal ponton yang difungsikan untuk pembangunan dermaga seberat 20 ton yang hanyut tenggelam," tulis akun Twitter Balai PSDA Serayu Citanduy, Kamis (3/12/2020).
Disinformasi (Hoax) dalam vidio nampak terbawa arus bukanlah pintu Bendung Gerak Serayu melainkan sebuah kapal ponton yg digungsikan utk pembangunan Dermaga seberat 20ton yang hanyut tenggelam.@dpusdatarujtg pic.twitter.com/0smpL8LhP4
— Balai PSDA Serayu Citanduy #JatengGayeng (@bpsda_sc) December 3, 2020
Dikutip dari Kompas.com, Kepala UPT Bendung Gerak Serayu Sugeng meluruskan informasi yang menyebut bahwa salah satu pintu Bendung Gerak Serayu jebol akibat meningkatnya debit air sungai.
"Keliru itu, yang betul itu kapal ponton hanyut dan nyangkut di pintu nomor 4. Kami lepas ke hilir karena membahayakan bendung kami. Pintu radial kami masih fungsi semua," jelas Sugeng, Kamis (3/12/2020).
Menurutnya, kapal seberat 20 ton tersebut hanyut akibat meningkatnya debit air Sungai Serayu dan tersangkut di pintu 4 bendung gerak.
"Sebenarnya itu dari pagi kemarin. Itu kapal ponton sedang difungsikan untuk membangun dermaga di hulu Bendung Gerak Serayu. Karena ikatannya kurang kuat akhirnya terlepas hanyut dan nyangkut di pintu nomor 4," kata Sugeng.
Ia menjelaskan, kapal ponton yang tersangkut sempat mengakibatkan bagian Bendung Gerak Serayu bergetar.
"Karena pemilik sudah menyerah, akhirnya kami lepaskan ke hilir, juga karena membahayakan tubuh bendung kami," ujar Sugeng.
Sugeng menambahkan, berdasarkan artikel pada 3 Desember 2020, saat ini debit air Bendung Gerak Serayu dalam status awas. Debit air saat ini mencapai 2.179 meter kubik per detik.
"Kalau hari normal itu hanya 300 hingga 500 meter kubik per detik. Untuk Bendung Gerak Serayu saat ini levelnya sudah awas," ujarnya.
Dari penelusuran tim Cek Fakta Kompas.com, informasi bahwa Bendung Gerak Serayu di Banyumas jebol pada 3 Desember 2020 tidak benar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.