Saat ini, Australia mewajibkan orang-orang yang pulang dari luar negeri untuk karantina diri selama dua minggu.
Baca juga: Berapa Harga Vaksin Oxford-AstraZeneca yang Diklaim Murah?
Langkah pembatasan yang diberlakukan selama pandemi ini tentu berdampak pada industri penerbangan global.
Qantas telah merumahkan 8.500 staf, dan 200 pesawat tidak lagi terbang (grounded) sebagai upaya untuk menutup kerugian yang dialami.
Sejumlah maskapai lain pun diketahui bangkrut karena pandemi ini, termasuk Virgin Australia, maskapai Cile-Brasil LATAM, dan maskapai Inggris Flybe.
Pada Oktober 2020, IATA mengatakan setelah prediksi penurunan lalu lintas udara global sebesar 66 persen tahun ini. Pendapatan maskapai penerbangan diperkirakan turun sebesar 46 persen pada 2021 jika dibandingkan tahun 2019.
Sementara itu, Perdana Menteri Australia Scott Morison mengungkapkan Australia tengah berusaha menciptakan travel bubble dengan negara-negara lain yang telah dapat menekan penyebaran virus corona.
Namun, negara tidak mungkin membuka diri sepenuhnya untuk para pendatang internasional hingga vaksin Covid-19 tersedia secara luas.
Pemerintah juga mengisyaratkan dalam kebijakan vaksinasi Covid-19 yang baru-baru ini dirilis, bahwa Australia dan negara lain dapat memberikan bukti imunisasi sebagai syarat masuk wilayah.
Baca juga: WHO: Vaksin Covid-19 yang Berhasil Harus Didistribusikan dengan Adil
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.