KOMPAS.com - Warga Amerika Serikat kini tengah menunggu siapa yang akan memimpin mereka sebagai Presiden Amerika Serikat selama empat tahun ke depan.
Pemungutan suara pada Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat telah berlangsung. Proses Pemilu AS kini memasuki tahap penghitungan suara.
Dua kandidat capres, yaitu Donald Trump dan Joe Biden, masih memiliki peluang untuk memenangi Pilpres AS.
Hasil penghitungan suara sementara menunjukkan, Biden unggul 264 suara elektoral dari Trump yang memperoleh 214 suara.
Namun, semua kemungkinan masih bisa terjadi hingga penghitungan suara selesai.
Baca juga: Menang atau Kalah Pilpres AS, Pendukung Trump Disebut Lebih Besar dari Sebelumnya
Apa pengaruhnya bagi Indonesia jika Trump atau Biden memenangi Pemilu AS 2020?
Pasalnya, Indonesia selama ini bekerja sama dengan negara AS, bukan presidennya.
"Segala sesuatu sudah diatur birokrasi AS. Kita bekerja sama dengan negara AS, bukan siapa presidennya. Jadi menurut saya, siapa pun yang terpilih tidak akan berdampak ke Indonesia," kata Hikmahanto kepada Kompas.com, Kamis (5/11/2020).
Menurut dia, Indonesia harus bisa bekerja sama dengan siapa pun presiden terpilih karena pemilu ini merupakan kedaulatan AS dan hak warga negara AS.
Jika Biden terpilih, jelas dia, Indonesia harus beradaptasi dengannya yang sangat menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM).
Terkait janji Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo saat berkunjung ke Indonesia, Hikmahanto mengatakan, janji itu akan tetap dijalankan oleh AS, meski pemerintahan berganti.
"Saya rasa itu akan tetap dijalankan oleh AS mengingat kebijakan itu datangnya dari para birokrat AS. Janji tersebut bukan merupakan janji politisi yang menjabat presiden, wapres, atau menteri," ujar Hikmahanto.
"Para Birokrat yang menganalisis bahayanya China bila terus memberi pengaruh ke negara-negara Asia termasuk Indonesia," lanjut dia.
Baca juga: Hasil Sementara Pemilu AS: Biden Dekati Kemenangan dengan 264 Suara Vs Trump 214 Suara