Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Vitamin C Intravena Dosis Tinggi Disebut Dapat Obati Covid-19

Kompas.com - 30/10/2020, 08:00 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

KOMPAS.com - Beredar narasi di media sosial bahwa vitamin C dosis tinggi yang dimasukkan ke dalam pembuluh vena dapat mencegah atau mengobati Covid-19.

Dosis vitamin C yang dimaksud sekitar 20 gram hingga 30 gram.

Sejumlah penelitian dan para ahli menegaskan, narasi itu tidak tepat.

Butuh penelitian lebih lanjut untuk memastikan bawha vitamin C intravena dosis tinggi dapat mencegah atau mengobati Covid-19.  

Narasi yang Beredar

Akun Facebook Serdecznie witamy sie? 5G w Polsce pada 23 September 2020 mengunggah foto spanduk di atas sebuah truk.

Spanduk tersebut bertuliskan seruan untuk mencegah Covid-19 dengan cara menyuntikkan vitamin C dengan dosis 20-30 gram ke pembuluh vena. Berikut isi lengkap kalimat di foto itu:

"Stop Covid-19 with vitamin-C 20g to 30g intravenous, drip"

Dalam bahasa Indonesia berarti "Hentikan Covid-19 dengan vitamin C 20g sampai 30g intravena, teteskan"

Status Facebook soal vitamin C intravena dosis tinggi dapat mencegah atau mengobati Covid-19.   Facebook Status Facebook soal vitamin C intravena dosis tinggi dapat mencegah atau mengobati Covid-19.

Penjelasan

Harvard Medical School menjelaskan beberapa pasien Covid-19 yang sakit kritis telah diobati dengan vitamin C intravena dosis tinggi dengan harapan dapat mempercepat pemulihan.

"Namun, tidak ada bukti ilmiah yang jelas atau meyakinkan bahwa (vitamin C intravena dosis tinggi) berfungsi untuk infeksi Covid-1. Dan, itu bukan bagian standar pengobatan untuk infeksi baru ini," tulis Harvard Medical School dalam situs webnya yang diperbarui pada 23 Oktober 2020.

Sebuah penelitian sedang dilakukan di China untuk memastikan apakah pengobatan ini berguna untuk pasien Covid-19 yang parah.

Mengenai pencegahan, Harvard Medical School menyatakan tidak ada bukti yang mengonsumsi vitamin C membantu mencegah infeksi virus corona penyebab Covid-19.

Sementara, dosis standar vitamin C umumnya tidak berbahaya. Dosis tinggi dapat menyebabkan efek samping, termasuk mual, kram, dan peningkatan risiko batu ginjal.

Para peneliti University Hospital of Zurich, lewat penelitiannya pada April 2020, tidak menemukan bukti ilmiah bahwa vitamin C secara oral atau intravena bermanfaat dalam mengobati virus corona penyebab Covid-19.

Badan kesehatan dunia WHO menegaskan, mikronutrien seperti vitamin D dan C serta seng sangat penting untuk sistem kekebalan tubuh dan berperan penting dalam meningkatkan kesehatan.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Tren
Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Tren
Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Tren
Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Tren
Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Tren
5 Fakta Kasus Mobil Mewah Pakai Pelat Dinas Palsu DPR, Seret Pengacara Berinisial HI

5 Fakta Kasus Mobil Mewah Pakai Pelat Dinas Palsu DPR, Seret Pengacara Berinisial HI

Tren
Beli Elpiji Wajib Pakai KTP, Pertamina: Masyarakat yang Belum Daftar Masih Dilayani

Beli Elpiji Wajib Pakai KTP, Pertamina: Masyarakat yang Belum Daftar Masih Dilayani

Tren
Kata PBB, Uni Eropa, Hamas, dan Israel soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Kata PBB, Uni Eropa, Hamas, dan Israel soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Tren
Beda Kemenag dan MUI soal Ucapan Salam Lintas Agama

Beda Kemenag dan MUI soal Ucapan Salam Lintas Agama

Tren
Orang dengan Gangguan Kesehatan Ini Sebaiknya Tidak Minum Air Kelapa Muda

Orang dengan Gangguan Kesehatan Ini Sebaiknya Tidak Minum Air Kelapa Muda

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024, Asal-usul Kata Duit

[POPULER TREN] Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024, Asal-usul Kata Duit

Tren
Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Tren
Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Tren
Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com