Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Lagu "Wake Me Up When September Ends" dari Green Day

Kompas.com - 01/09/2020, 16:13 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Sumber NBC News

KOMPAS.com - Tagar Green Day menjadi trending di awal bulan September ini. Pada Selasa (1/9/2020) hingga pukul 15.52, ada lebih dari 12.600 orang yang mencuitkan nama band tersebut di Twitter. 

Penyebabnya adalah lagu dari Green Day yang berjudul Wake me up when September ends

Green Day adalah band punk rock asal Amerika yang dibentuk pada tahun 1986 di Berkeley, California.

Lirik Wake me up when September ends, bersama intro petikan gitar yang ikonik, telah menjadi memori kolektif bagi anak-anak milenial yang tumbuh dewasa dekade ini.

Memasuki bulan September, lagu itu dirasa pas untuk menggambarkan situasi muram yang dirasakan banyak orang akibat pandemi Covid-19.

Baca juga: Lirik dan Chord Lagu Wake Me Up When September Ends - Green Day

Melansir NBC News, Selasa (1/9/2020) sebuah konser amal bertajuk One World: Together at Home digelar pada 18 April lalu untuk memberikan dukungan bagi tenaga kesehatan yang tengah berjuang melawan pandemi Covid-19.

Lagu Wake Me Up When September Ends yang ditulis oleh Billie Joe Armstrong, vokalis Green Day juga turut diperdengarkan.


Bait-bait lirik dalam lagu itu, merupakan ungkapan perasaan Billie Joe, saat dia masih berusia 10 tahun.

Saat itu dia ditinggal pergi ayahnya untuk selamanya karena penyakit kanker esofagus yang dideritanya.

Lagu ini, juga digunakan oleh warga Amerika Serikat, untuk mengenang kembali tragedi 11 September, yang disebabkan oleh serangan teroris.

Kini, para penggemar Green Day merasa bahwa lagu yang dirilis 2004 lalu itu begitu tepat menggambarkan situasi menyesakkan akibat pandemi virus corona.

Baca juga: Green Day Tunda Tur Konser di Asia gara-gara Virus Corona

Makna lagu Wake Me Up When September Ends

Melansir Cheat Sheet, Selasa (1/9/2020) mengutip PopMatters, diketahui ayah Billie Joe meninggal dunia pada September 1982.

Billie mengatakan bahwa judul lagu itu berasal dari kalimat yang ia ucapkan pada ibunya, tidak lama setelah pemakaman ayahnya.

Setelah pemakaman itu, dia mengunci diri di kamarnya karena masih sangat sedih mengenang kepergian ayahnya.

Saat dipanggil oleh ibunya dia lalu menyebut "wake me up when September ends (bangunkan aku saat September berakhir)".

"Aku kira itu adalah sesuatu yang selalu kurasakan. Bulan September selalu mengingatkanku pada..., entahlah, seperti kekecewaan," kata Armstrong kepada Howard Stern, dikutip dari NME.

Baca juga: Bagaimana Saat Kapasitas RS Covid-19 Penuh? Ini Saran Epidemiolog

Kematian seringkali berujung sebagai pengalaman traumaris. Billie Joe masih berusia 10 tahun ketika ayahnya meninggal.

Dia mengungkapkan bahwa usianya saat itu memengaruhi caranya memproses trauma itu.

"Rasanya aneh. Ketika sesuatu seperti itu terjadi saat usiamu masih muda, rasanya seolah kehidupan dimulai lagi dari nol," ujar dia.

Wake Me Up When September Ends adalah sebuah lagu sedih, namun Armstrong mengatakan bahwa dirinya tidak merasakan emosi negatif apapun saat menuliskannya.

"Aku memikirkannya (ayahku) setiap hari, sungguh. Aku bahkan mencoba menghindari menulis tentang dirinya selama bertahun-tahun, dan ketika akhirnya aku bisa melewatinya, rasanya sangat melegakan. Bukan berarti aku mengeluarkan semua emosi negatif, tapi lebih seperti memberi penghormatan untuknya," kata Billie.

Baca juga: Bagaimana Kondisi Relawan Kloter Kedua Setelah Disuntik Vaksin Corona?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com