Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Wiji Thukul, Aktivis yang Bersuara dengan Puisi-puisinya

Kompas.com - 26/08/2020, 20:59 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Budiman mengisahkan, Wiji Thukul menjadi salah satu target utama pada saat terjadi pembersihan besar-besaran terhadap aktivis gerakan demokrasi pascatragedi berdarah 27 Juli 1996.

Thukul sempat meloloskan diri dari kejaran ketika itu, lalu ia berpindah-pindah kota akibat menjadi target kejaran aparat.

Mulai dari Solo, Salatiga, Jakarta, hingga sempat disembunyikan di Serpong, Tangerang.

Budiman menduga, Thukul menjadi salah satu korban operasi penyapuan aktivis di Solo, bersama dengan aktivis lain, salah satunya bernama Suyat yang juga belum dinyatakan kembali di tahun 2000.

Baca juga: Berharap Nama Wiji Thukul Kembali Dibicarakan

Sejak kecil menderita

Lahir dengan nama Wiji Thukul Wijaya, 26 Agustus 1963, di kampung Sorogenen Solo, Wiji Thukul merupakan anak pertama dari empat bersaudara yang hidup dalam lingkungan tukang becak dan keluarga buruh.

Sejak kecil hidup di tengah penderitaan. Seolah mengikut namanya yang berarti "benih yang tumbuh", jiwanya selalu tergugah menyuarakan perlakuan yang tidak adil. Ayahnya, Pak Bejo, tukang becak di Solo, sedangkan ibunya tinggal di rumah.

Pendidikannya hanya sampai kelas dua Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI) Jurusan Tari, Solo.

Kemiskinan dan di sisi lain kecintaannya akan puisi dan teater, telah menyebabkan ia keluar dari sekolah.

Hobi membaca buku dan berpuisi, sudah muncul saat duduk di SD Kanisius Sorogenen Solo. Di SMPN III Solo, ia bergabung dalam grup teater, dan aktif menghadiri diskusi dan pergelaran seni.

Baca juga: Ini Puisi Karya Wiji Thukul yang Disukai Jokowi

Antara aksi dan puisi

Nama Wiji Thukul mulai populer sebagai penyair dan seniman, seiring munculnya dilema berupa pilihan dan risiko-risiko.

Puisi-puisinya mulai menyebar di berbagai majalah dan koran dalam dan luar negeri, diundang ke berbagai kampus di Jawa Tengah dan Yogyakarta, juga ke Australia.

Buku kumpulan puisinya yang diterbitkan misalnya Puisi Pelo, Darman dan Lain-lain, Mencari Tanah Lapang (terbitan Manus Amici, Leiden Belanda 1994), serta Tumis Kangkung Comberan yang akan diterbitkan oleh Yayasan Garba Budaya Jakarta, Juli 1996.

Tahun 1991 ia memperoleh hadiah sastra Wertheim Encourage Award. Thukul adalah seniman pertama bersama Rendra yang memperoleh penghargaan sejak yayasan itu didirikan untuk menghormati sosisolog dan ilmuwan Belanda WF Wertheim.

Terjun dalam aksi demonstrasi dan solider dengan penderitaan rakyat yang diperlakukan semena-mena, dikatakannya sebagai "panggilan hidupnya".

"Yang mengherankan, di antara kita yang masih punya banyak pilihan untuk menerima panggilan itu, ternyata lebih sering memilih rasa aman. Bagi saya panggilan itu seperti menyeru-nyeru seperti banjir," kata Thukul.

Sosoknya mungkin sudah tidak lagi bisa ditemui, namun semangat perlawanannya masih terus hidup di negeri ini, bahkan hingga generasi mendatang. 

Kalimat yang disampaikan oleh Thukul dalam puisinya yang berjudul "Peringatan" hingga kini masih terus dibacakan terutama saat aksi atau demonstrasi. 

Baca juga: Pemerintah Berencana Buka Kembali Bioskop, Bagaimana di Negara Lain?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Profil Rustam Lutfullin, Wasit Indonesia Vs Filipina

Profil Rustam Lutfullin, Wasit Indonesia Vs Filipina

Tren
Upacara 17 Agustus Digelar di Dua Lokasi, Kok Bisa? Ini Kata Jokowi

Upacara 17 Agustus Digelar di Dua Lokasi, Kok Bisa? Ini Kata Jokowi

Tren
Hasto Diperiksa KPK soal Harun Masiku, Mengaku Kedinginan dan Protes Ponsel Disita

Hasto Diperiksa KPK soal Harun Masiku, Mengaku Kedinginan dan Protes Ponsel Disita

Tren
Polisi Tetapkan Tersangka Keempat Kasus Tewasnya Bos Rental Mobil di Pati, Ini Perannya dalam Pengeroyokan

Polisi Tetapkan Tersangka Keempat Kasus Tewasnya Bos Rental Mobil di Pati, Ini Perannya dalam Pengeroyokan

Tren
Karier Grace Natalie Melejit Usai Pilpres 2024, Terima 2 Jabatan Kurang dari Sebulan

Karier Grace Natalie Melejit Usai Pilpres 2024, Terima 2 Jabatan Kurang dari Sebulan

Tren
Berbeda dengan Manusia, Begini Cara Anjing Melihat Warna dan Dunia

Berbeda dengan Manusia, Begini Cara Anjing Melihat Warna dan Dunia

Tren
Detik-detik Mobil Seret Pompa Pertalite di SPBU Cilegon hingga Berakibat Kebakaran

Detik-detik Mobil Seret Pompa Pertalite di SPBU Cilegon hingga Berakibat Kebakaran

Tren
Jokowi Ungkap Alasan Upacara 17 Agustus Digelar di IKN dan Jakarta

Jokowi Ungkap Alasan Upacara 17 Agustus Digelar di IKN dan Jakarta

Tren
Kronologi Penyitaan Ponsel Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto Saat Diperiksa Penyidik KPK

Kronologi Penyitaan Ponsel Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto Saat Diperiksa Penyidik KPK

Tren
5 Tanda Hormon Tidak Seimbang, Salah Satunya Sering Lupa

5 Tanda Hormon Tidak Seimbang, Salah Satunya Sering Lupa

Tren
Apa Itu Nyamuk Wolbachia? Berikut Fungsi dan Caranya Mencegah DBD

Apa Itu Nyamuk Wolbachia? Berikut Fungsi dan Caranya Mencegah DBD

Tren
Tarif Rp 1 Transjakarta untuk Sambut HUT Ke-497 Jakarta, Berlaku Kapan?

Tarif Rp 1 Transjakarta untuk Sambut HUT Ke-497 Jakarta, Berlaku Kapan?

Tren
Kursi Komisaris Perusahaan BUMN untuk TKN Prabowo-Gibran...

Kursi Komisaris Perusahaan BUMN untuk TKN Prabowo-Gibran...

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Filipina Malam Ini Pukul Berapa? Ini Jadwalnya

Pertandingan Indonesia Vs Filipina Malam Ini Pukul Berapa? Ini Jadwalnya

Tren
Ada Kontes Penamaan 'Bulan Semu' Milik Bumi, Bisa Diikuti Seluruh Masyarakat Dunia

Ada Kontes Penamaan "Bulan Semu" Milik Bumi, Bisa Diikuti Seluruh Masyarakat Dunia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com