“Ini cukup lazim bagi kaum muda yang menjalani kehidupan kota. Mereka benar-benar muak dengan kota, jadi pedesaan atau fantasi tentang itu semakin terlihat seperti gambaran ideal tentang bagaimana seharusnya kehidupan yang baik,” kata dia.
Pihaknya juga menyamakan fenomena Li di China dengan hiburan gaya “Man vs Wild” yang ada di Barat.
Dimana manusia telah sampai pada titik ingin mengetahui pengalaman lain yang bisa dirasakan tak hanya tentang materialisme dan konsumsi.
"Jadi kita kembali ke apa yang bisa dilakukan manusia," kata dia.
Baca juga: YouTuber Indonesia Alami Penurunan Trafik dan Pendapatan
Ketenaran Li juga diikuti dengan ragam kontroversi.
Ada banyak tudigan kepada Li mengenai apakah dirinya hadir sebagai bagian program propaganda komunis.
Hal itu karena sosok Li seolah sejalan dengan program Liga Pemuda Komunis yang akan mulai mengirim lebih dari 10 juta pemuda perkotaan untuk kembali ke desa pada tahun 2022 nanti.
Yaitu untuk meningkatkan keterampilan, menyebarkan peradaban dan mempromosikan pengetahuan dan teknologi.
Dengan menggunakan teknologi untuk menciptakan peluang ekonomi pedesaannya sendiri sekaligus memperjuangkan bentuk-bentuk budaya tradisional China di hadapan khalayak luas, Li tampak seperti mimpi pemerintah komunis yang menjadi kenyataan.
“Li mewakili gelombang baru kekuatan lunak China dalam hal dia sangat kreatif dan estetis, dan tahu bagaimana cara menarik perhatian khalayak umum apakah mereka kembali Cina atau tidak. Namun, saya tidak berpikir ini semacam upaya rekayasa oleh negara China," kata Profesor Ka-Ming Wu, seorang Antropolog Budaya di Universitas China Hong Kong
Narasi bagaimana Li mengalami kegagalan saat ingin berkembang di China hal itu menurutnya bertentangan dengan potensi kemajuan yang ingin diagungkan pemerintah China.
“Jika dia adalah agen propaganda yang diproduksi, kegagalannya adalah sesuatu yang bahkan tidak akan pernah disebutkan oleh negara China,” ujar dia.
Menurutnya, cerita ia mengalami kegagalan ini yang kemudian justru memicu popularitasnya.
Hanya saja menurutnya, mungkin pemerintah China cukup pandai menyesuaikan diri dengan mengatakan apa yang dilakukan Li mewakili budaya tradisional.
Sementara itu, beberapa media China menilai konten Li jauh lebih baik daripada konten-konten propaganda yang ada yang menghabiskan miliaran dana.
Bagaimanapun, Li memiliki kekuatan budaya yang menarik dan mampu berkembang dalam keadaan kontradiktif yang mengesankan.
Ia mampu beralih dari yang dulu gagal kini sukses dengan kemandiriannya di tengah otoriterisme yang ada.
Baca juga: YouTuber Ini Lari 5K Setiap Hari Selama Sebulan, Apa Hasilnya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.