KOMPAS.com - Kasus Covid-19 di Indonesia telah melebihi 60.000 kasus. Pada April 2020, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 memperkirakan, puncak pandemi di Indonesia akan dimulai pada Mei dan berakhir pada Juli.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo.
Doni menyebutkan, perhitungan puncak pada Juli didasarkan data dari Badan Intelijen Negara (BIN).
Berdasarkan data itu, penyebaran Covid-19 di Tanah Air diperkirakan akan mencapai 106.000 kasus pada Juli 2020.
Merujuk data perkiraan tersebut, kasus Covid-19 akan mengalami peningkatan dari akhir Maret sebanyak 1.577 kasus, akhir April sebanyak 27.000 kasus, 95.000 kasus pada akhir Mei serta 106.000 kasus di Juni dan Juli.
Hingga Minggu (5/7/2020), Indonesia melaporkan 63.749 kasus infeksi virus corona.
Baca juga: IAKMI: Indonesia Belum Mencapai Puncak Pandemi Covid-19
Apakah Indonesia telah memasuki puncaknya dengan angka kasus saat ini?
Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, melesetnya prediksi itu kemungkinan karena banyaknya kasus yang belum terdeteksi.
Buktinya, kata dia, rata-rata kasus infeksi di Indonesia masih berada pada kisaran di atas 11 persen.
"Angka kasus positif Covid-19 masih banyak yang belum terdeteksi di masyarakat. Hal ini bisa terlihat dari positive rate Indonesia yg rerata di kisaran 11 persen ke atas. Jadi wajar bila jauh di bawah prediksi," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (4/7/2020).
Bagaimana melihat wabah virus corona di suatu negara telah mencapai puncaknya?
Menjawab pertanyaan ini, Dicky mengatakan, menemukan puncak kasus di suatu wilayah atau negara relatif sulit.
Apalagi, jika cakupan pengujian masih jauh dari kata ideal dan tidak real time.
Dengan melihat pola peningkatan kasus dan sebarannya, Dicky menganggap Indonesia masih belum mencapai puncaknya.
"PR besar kita di cakupan testing tracing yang belum maksimal," kata Dicky.