Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malaysia dan 100 Hari Lockdown yang Sukses Kendalikan Covid-19

Kompas.com - 26/06/2020, 16:04 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seratus hari sejak dimulainya perintah kontrol gerakan (MCO) yang berlaku pada 18 Maret 2020, Malaysia dianggap sukses dalam meratakan kurva kasus Covid-19.

Direktur Jenderal Kesehatan Datuk Dr Noor Hisham Abdullah mengatakan, masyarakat harus memainkan peran yang lebih besar dengan mematuhi semua prosedur kesehatan yang berlaku.

Menurut dia, ketaatan masyarakat sangat diperlukan untuk memastikan negara itu sepenuhnya pulih dan berhasil menjalani fase MCO pemulihan dengan kenormalan baru.

"Jumlah kasus aktif kini turun menjadi hanya 208 kasus dan tingkat kematian turun menjadi 1,4 persen dari total kasus. Ini menunjukkan bahwa Malaysia sedang dalam fase pemulihan," kata Noor Hisham, dilansir dari The Star, Jumat (26/6/2020).

"Keberhasilan meratakan kurva Covid-19 dan mengurangi penyebaran kasus di masyarakat adalah hasil dari tindakan yang diambil oleh semua pihak, termasuk masyarakat," lanjut dia.

Noor Hisham mengatakan, tindakan drastis pemerintah yang membatasi pergerakan warga dan menutup perbatasan telah memberi kesempatan bagi Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan kapasitas kesehatan masyarakat, laboratorium, dan rumah sakit.

Baca juga: Kerja Sama Travel Bubble, Malaysia Lirik Danau Toba dan Aceh

Pada saat yang sama, kementerian bekerja secara agresif di lapangan untuk terus mendeteksi, menguji, mengisolasi, dan mengobati pasien Covid-19 di rumah sakit.

Saat pemberlakuan MCO pertama, Malaysia telah memiliki 790 kasus positif dengan dua kematian.

Selain itu, Negeri Jiran saat itu juga memiliki kapasitas tes PCR harian hanya 6.210 tes dengan jumlah total tempat tidur rumah sakit dan fasilitas lainnya sebanyak 4.433 unit, 273 tempat tidur di ICU, dan 626 ventilator.

"Jumlah kasus aktif tertinggi selama fase MCO adalah pada 5 April dengan 2.596 kasus aktif, sementara jumlah kematian adalah 1,67 persen dari total jumlah kasus," jelas dia.

Pada April 2020, Malaysia menghadapi lonjakan kasus dari klaster tabligh akbar yang menyumbang sebagian besar kasus infeksi di negara itu.

Selama fase MCO, kapasitas tes PCR meningkat empat kali lipat menjadi 27.233 tes dan hari ini angka itu kembali meningkat enam kali lipat dengan 36.812 tes.

Hingga saat ini, Malaysia telah melaporkan 8.600 kasus infeksi dengan 121 kematian dan 8.271 pasien sembuh.

Baca juga: Musim Panen, Durian di Malaysia Dijual Rp 6.600 Per Biji

Jemaah shalat Jumat di Masjid Nasional Kuala Lumpur, Malaysia, 13 Maret 2020. Terlihat seorang pria memakai masker di tengah merebaknya virus corona di Malaysia.FAZRY ISMAIL/EPA-EFE Jemaah shalat Jumat di Masjid Nasional Kuala Lumpur, Malaysia, 13 Maret 2020. Terlihat seorang pria memakai masker di tengah merebaknya virus corona di Malaysia.

Kesuksesan Malaysia ini menyusul Thailand yang lebih dulu berhasil "menjinakkan" virus corona di negaranya.

Padahal, Thailand dulu digambarkan sangat rentan karena banyaknya pelancong yang datang dari Wuhan dan pada akhir Januari memiliki kasus tertinggi kedua di luar China.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ramai soal Uang Rp 10.000 Dicoret-coret, Pelaku Terancam Denda Rp 1 M

Ramai soal Uang Rp 10.000 Dicoret-coret, Pelaku Terancam Denda Rp 1 M

Tren
Judi Online Makan Korban Aparat TNI dan Polri, Bukti Bom Waktu Berantas Setengah Hati?

Judi Online Makan Korban Aparat TNI dan Polri, Bukti Bom Waktu Berantas Setengah Hati?

Tren
Mengenal 'Bamboo School' Thailand, Sekolah yang Dikelola Sendiri oleh Siswanya

Mengenal "Bamboo School" Thailand, Sekolah yang Dikelola Sendiri oleh Siswanya

Tren
Rangkuman “Minggu Kriminal” di Pati, Ada Pengeroyokan, Pembunuhan, Perampokan

Rangkuman “Minggu Kriminal” di Pati, Ada Pengeroyokan, Pembunuhan, Perampokan

Tren
Mengapa Bendera Putih Jadi Simbol Tanda Menyerah? Ini Alasannya

Mengapa Bendera Putih Jadi Simbol Tanda Menyerah? Ini Alasannya

Tren
Jakarta Fair 2024: Harga Tiket, Cara Beli, dan Daftar Musisi

Jakarta Fair 2024: Harga Tiket, Cara Beli, dan Daftar Musisi

Tren
Sosok di Balik Akun FB Icha Shakila yang Minta Ibu Lecehkan Anak Belum Terungkap, Siapa Dalangnya?

Sosok di Balik Akun FB Icha Shakila yang Minta Ibu Lecehkan Anak Belum Terungkap, Siapa Dalangnya?

Tren
UPDATE Ranking BWF Indonesia Usai Indonesia Open 2024

UPDATE Ranking BWF Indonesia Usai Indonesia Open 2024

Tren
Mantan Juru Kampanye Prabowo-Gibran, Simon Aloysius Jadi Komisaris Utama Pertamina

Mantan Juru Kampanye Prabowo-Gibran, Simon Aloysius Jadi Komisaris Utama Pertamina

Tren
Cara Memilih Sekolah SMP-SMA Jalur Zonasi PPDB Jakarta 2024

Cara Memilih Sekolah SMP-SMA Jalur Zonasi PPDB Jakarta 2024

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Suhu Panas di Surabaya dan Jakarta, Berlangsung sampai Kapan?

BMKG Ungkap Penyebab Suhu Panas di Surabaya dan Jakarta, Berlangsung sampai Kapan?

Tren
Dulu Berseberangan, Apa yang Membuat PDI-P Kini Melirik Anies Baswedan?

Dulu Berseberangan, Apa yang Membuat PDI-P Kini Melirik Anies Baswedan?

Tren
Head to Head Indonesia Vs Filipina, Garuda di Atas Angin

Head to Head Indonesia Vs Filipina, Garuda di Atas Angin

Tren
Kapolda Ahmad Luthfi Segera Jadi Irjen Kemendag, Bagaimana Nasibnya pada Pilkada Jateng 2024?

Kapolda Ahmad Luthfi Segera Jadi Irjen Kemendag, Bagaimana Nasibnya pada Pilkada Jateng 2024?

Tren
Pesawat Austrian Airlines Terjang Badai Es, Bagian Depan sampai Berlubang Besar

Pesawat Austrian Airlines Terjang Badai Es, Bagian Depan sampai Berlubang Besar

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com