Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yang Harus Diperhatikan agar CFD Tak Jadi Ancaman Baru Penularan Virus Corona

Kompas.com - 26/06/2020, 06:45 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pembukaan car free day (CFD) di kawasan Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat, pada Minggu (21/6/2020) menimbulkan beragam respons.

CFD yang kembali digelar setelah ditutup ketika pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBBB) untuk mencegah penularan virus corona, dipadati oleh para warga Ibu Kota dan sekitarnya.

Padatnya CFD pada Minggu lalu itu juga menjadi perbincangan di media sosial. Narasi unggahan warganet bernada satire dan menyindir banyaknya warga yang berkumpul saat CFD.

Ada pula yang mengkritisi karena terlihat ada yang mengabaikan protokol pencegahan Covid-19, seperti tidak menggunakan masker dan tak menjaga jarak aman.

Setelah melihat ramainya CFD di Sudirman-Thamrin, mulai Minggu (28/6/2020) mendatang, CFD di kawasan tersebut kembali ditiadakan.

Sebagai gantinya, Pemerintah DKI Jakarta akan menyiapkan alternatif jalan-jalan lain sebagai pengganti CFD Thamrin.

Keputusan ini pun kembali menimbulkan pro dan kontra, karena ada kekhawatiran memberikan ancaman baru penularan virus corona di Ibu Kota.

Baca juga: Saat CFD Sudirman-Thamrin Ditiadakan karena Timbulkan Kerumunan dan Dialihkan ke 32 Lokasi...

Apa yang harus diperhatikan jika penyelenggaraan CFD tetap diadakan, baik di Ibu Kota maupun di wilayah-wilayah lainnya di Indonesia?

Minimalkan pendatang dari luar kawasan

Warga berolahraga saat hari bebas berkendara atau car free day (CFD) di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (21/6/2020). Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi DKI Jakarta memisahkan jalur untuk pesepeda, olahraga lari, dan jalan kaki saat CFD pertama pada masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi.ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA Warga berolahraga saat hari bebas berkendara atau car free day (CFD) di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (21/6/2020). Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi DKI Jakarta memisahkan jalur untuk pesepeda, olahraga lari, dan jalan kaki saat CFD pertama pada masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi.
Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengatakan, diadakannya kembali car free day sebaiknya meminimalisasi pendatang dari luar kawasan.

“Idealnya CFD hanya per wilayah yang memang sudah relatif terkendali. Artinya, ketika Pemda akan memberlakukan CFD, harus juga menjaga dan meminimalisir adanya pendatang dari tempat atau wilayah lain,” ujar Dicky saat dihubungi Kompas.com, Kamis (25/6/2020).

Ia mengatakan, misalnya, ada larangan bagi warga Tangerang untuk datang ke CFD di wilayah DKI Jakarta. 

“Termasuk pedagangnya juga harus yang memang penduduk wilayah tersebut,” ujar Dicky.

Menurut Dicky, CFD bisa saja dilakukan bagi wilayah yang penyebaran lokal Covid-19 telah terkontrol.

Parameternya, memiliki angka reproduksi atau angka efektif penularan Covid-19 di bawah 1.

“DKI saat ini berada pada kisaran 1 ke bawah,” kata Dicky.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com