Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Gejalanya, Berikut Perbedaan Sakit Kepala karena Migrain dengan Covid-19

Kompas.com - 23/06/2020, 19:03 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Apakah migrain Anda lebih sering atau lebih buruk sejak pandemi dimulai?

Dokter mengatakan mereka sekarang melihat lebih banyak keluhan dari penderita migrain.

Direktur Low-Pressure Headache Program di Sekolah Icahn Kedokteran di Gunung Sinai di New York Dr Rachel Colman mengatakan, aturan pembatasan selama pandemi cukup memicu sering munculnya migrain. 

Lanjutnya, orang-orang khawatir dan banyak yang mengalami migrain.

Presiden dan Direktur Pelaksana dari Diamond Headache Clinic di Chicago Dr Merle Diamond mengatakan perubahan dalam pekerjaan bisa memicu migrain, karena penderita migrain memiliki syaraf yang sangat peka dan tidak menyukai perubahan.

Melansir CNN, Selasa (23/6/2020), dia melanjutkan, orang-orang juga tidak bangun, bergerak, meregangkan badan, menghidrasi, atau tidur seperti seharusnya. Semua itu dapat menjadi pemicu yang signifikan.

Apakah sakit kepala Anda Covid-19?

Baca juga: Riset Buktikan Yoga Dapat Redakan Gejala Migrain

Beda sakit kepala karena migrain dengan Covid-19

Penderita migrain lama mungkin bisa merasakan perbedaannya. Tapi bagaimana bagi orang yang belum pernah merasakannya?

Diamond menjelaskan, dari apa yang sudah diketahui hingga kini, sakit kepala yang diderita Covid-19 jauh berbeda dari migrain.

Menurut Diamond pada orang yang terinfeksi Covid-19 juga akan disertai dengan gejala lain seperti demam dan batuk yang intens.

"Sakit kepala karena Covid-19 umumnya digambarkan sebagai sensasi yang sangat berat dan meremas. Biasanya itu (sakit kepala) semakin buruk dengan adanya batuk dan demam," jelas Diamond, dilansir CNN, Selasa (23/6/2020).

Sensasi itu terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi sebagai respons terhadap virus dan melepaskan bahan kimia yang disebut sitokin.

Baca juga: Bagaimana Mengelola Stres Pemicu Migrain di Situasi Pandemi?

Sitokin menghasilkan peradangan yang dirasakan sebagai rasa sakit oleh korteks serebral otak.

Sementara itu migrain, lanjut Diamond, akan memberikan sensasi berdenyut mulai dari sedang hingga berat.

Migrain juga terkadang disertai dengan kepekaan terhadap cahaya dan suara bising serta muntah-muntah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com