Saya melihat protokol ketat dilakukan, baik di dalam antrean, maupun sebelum pintu masuk pemeriksaan. Pengunjung tampak antre dengan mejaga jarak sekitar 2 meter. Pintu masuk hanya dibuka satu yaitu di pintu timur. Di pintu gerbang ini pemeriksaan dilakukan berlapis, tidak seperti sebelum wabah.
Pertama adalah pemeriksaan surat booking (pemesanan) yang telah dilakukan pembayaran sebelumnya. Semuanya dilakukan melalui daring alias online lewat situs www.ancol.com.
Setelah itu, dalam jarak 200 meter, ada pos pemeriksaan suhu badan dengan alat canggih yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Alat ini bisa mengecek suhu tubuh seseorang dalam jarak 5 meter dengan akurat.
Pada setiap pintu, petugas memastikan mereka yang datang berusia 5 tahun ke atas. Tiket masuk hanya bisa dipesan oleh mereka yang ber-KTP DKI Jakarta.
Direktur Utama Ancol Teuku Sahir Syahali yang saya temui mengungkapkan, untuk sementara memang dilakukan pembukaan bertahap untuk menghindari potensi penularan. Syarat KTP DKI Jakarta diberlakukan bukan untuk diskriminasi tetapi menjaga kondisi.
"Ancol secara keseluruhan bisa menampung 100 bahkan hingga lebih dari 200 ribu pengunjung per hari. Tapi kini kami batasi hanya total sekitar 20 ribu pengunjung saja per hari untuk menghindari kerumunan sambil kami melihat perkembangan ke depan," ungkap Sahir.
Semua ini mudah dilakukan karena proses pemesanan dilakukan melalui online. Dengan begitu, tiket masuk tidak lagi dapat dipesan jika quota harian telah habis.
Tak hanya Jakarta, sejumlah tempat wisata di Indonesia juga berencana buka. Beberapa malah sudah buka, seperti Kawah Ijen di Banyuwangi, Jawa Timur, Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali, Kawasan Malioboro di Yogyakarta, dan Pantai Pangandaran di Jawa Barat, serta Pantai Pesisir Selatan di Sumatera Barat.
Penjagaan memang diperketat. Petugas berjaga sedemikian rupa. Namun, bagaimana melacak para pengunjung yang merupakan bencana abad ini, yaitu OTG?
Selain menggerakkan ekonomi, wisata melenturkan urat syaraf yang selama 3 bulan terkekang di rumah. Ada teknologi yang bisa membantu.
"Senang tapi aman? Bisa kok!"
Saya Aiman Witjaksono.
Salam!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.