JAKARTA, KOMPAS.com - Satu orang penambang meninggal dunia di kawasan Gunung Ijen. Informasi yang beredar, terjadi "tsunami" di wilayah itu.
Korban yang tengah bekerja bersama seorang temannya kemudian berlari, namun korban menghilang, sementara seorang temannya berhasil selamat.
Di Bandung, seorang Ketua RT memasang pengumuman di depan rumah warganya yang nekat mudik.
Pengumumannya, warga diminta tidak melakukan kontak ketika keluarga itu kembali karena nekat mudik ke wilayah zona merah virus corona.
Simak berita populer di laman Tren pada Minggu (31/5/2020) hingga Senin (1/6/2020) pagi ini:
Kepala Kantor SAR Surabaya, Hari Adi Purnomo mengatakan, peristiwa yang terjadi di Gunung Ijen tersebut bukan tsunam, tetapi goncangan yang menyebabkan air goyang.
Tim SAR Gabungan melakukan pencarian terhadap korban dan menemukannya dalam keadaan meninggal dunia.
Sementara itu, Kepala Bidang Gunung Api Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG), Hendra Gunawan memperkirakan timbulnya gelombang yang diduga tsunami tersebut berkaitan dengan kejadian longsor lokal yang terjadi di sekitar kawah.
Baca penjelasan selengkapnya di sini:
Tsunami Gunung Ijen Sebabkan Satu Korban, Kenapa Bisa?
Saat dikonfirmasi, Parno, selaku Ketua RT 03/15 Desa Gandasari Soreang Bandung membenarkan bahwa ia yang memasang pengumuman itu di.
Ia mengatakan, warga yang nekat mudik, rumahnya diberi papan penanda. Tujuannya, agar warga sekitar mengetahui dan perlindungan bagi warga yang lain.
Baca keterangan Parno selengkapnya pada berita berikut ini:
Viral Unggahan Pengumuman Nekat Mudik di Bandung, Ini Ceritanya...