Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Drone Dipakai untuk Kirim APD dan Logistik Covid-19 di Skotlandia, Ini Alasannya...

Kompas.com - 30/05/2020, 09:00 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sepuluh minggu setelah puncak pandemi virus corona, Inggris masih mengalami kekurangan alat pelindung diri (APD) dan test kit Covid-19, terutama di lokasi pedesaan dan terpencil.

Namun, di Pulau Mull, Inner Hebrides, Skotlandia, persediaan alat-alat vital itu bisa tiba hingga empat kali dalam sehari. Alat-alat tersebut dikirim dengan menggunakan drone atau pesawat tanpa awak.

Melansir The Guardian, penggunaan drone ini merupakan bagian dari uji coba yang dilakukan oleh National Health Service (NHS) untuk menerbangkan peralatan dan sampel medis ke sekitar 90 pulau berpenghuni di daerah Skotlandia.

Baca juga: Drone DJI Mavic Air 2 Sudah Bisa Dipesan di Indonesia, Ini Harganya

Indusri drone berharap di masa mendatang teknologi drone akan bisa diadaptasi di banyak lini kehidupan, setelah uji coba ini menunjukkan pada publik bahwa drone sangat membantu dalam perang melawan Covid-19.

Bank investasi AS Goldman Sachs percaya drone memiliki pangsa pasar sebesar 100 miliar dollar AS jika pemerintah di seluruh dunia mengizinkan mereka digunakan untuk segala hal.

Penggunaan ini mencakup pengawasan dan patroli perbatasan hingga survei infrastruktur vital seperti jembatan, atau bahkan menggunakannya sebagai layanan delivery untuk mengirim pizza dan ayam goreng langsung ke rumah pelanggan.

Selain 2.800 orang di Mull yang menerima APD dengan drone, uji coba lainnya adalah membawa APD dari Lee-on-the-Solent ke Isle of Wight.

Kedua uji coba tersebut membutuhkan persetujuan Otoritas Penerbangan Sipil (CAA) karena peraturan melarang penerbangan drone di luar garis pandang pilot jarak jauh.

Baca juga: Resmi, Drone DJI Mavic Air 2 Bisa Terbang 34 Menit

Pengiriman lewat drone lebih efisien


Tidak hanya di Skotlandia, drone juga digunakan untuk mengirim sampel tes virus corona bolak-balik ke 2.500 rumah sakit dan pos kesehatan pedesaan di Rwanda dan Ghana.

Minggu ini penerbangan drone medis AS yang pertama mengirimkan pengiriman PPE kepada pekerja garis depan di North Carolina.

Stephen Whiston, kepala perencanaan strategis untuk kemitraan perawatan kesehatan dan sosial Argyll dan Bute berkata bahwa, drone dapat mengubah kecepatan dokter mendiagnosis dan merawat pasien di daerah pedesaan yang jauh.

“Pengambilan laboratorium dari operasi GP di sini bisa sangat tidak efisien, dengan penundaan mulai dari beberapa jam hingga dua hari jika feri terlewatkan. Saat Anda berbicara tentang kondisi serius dan berkembang, penundaan semacam itu sangat serius," kata Whiston.

Baca juga: Rasio Kesembuhan Pasien Covid-19 di 10 Provinsi dengan Kasus Tertinggi

Penerbangan sejauh 16 km dari rumah sakit umum distrik Lorn and Islands di Oban, di daratan, ke rumah sakit Mull dan Iona di Craignure, di barat laut pulau itu, membutuhkan waktu sekitar 15 menit.

Jauh lebih cepat bila dibandingkan dengan waktu tempuh sekitar 90 menit hingga enam jam melalui jalan darat dan feri.

Uji coba drone ini bekerja sama dengan operator drone Skysports dan perusahaan teknologi dan pertahanan Thales. Uji coba yang dilakukan selama dua bulan ini sebelumnya memang telah dijadwalkan, namun pandemi virus corona mempercepat pemberlakuan uji coba ini.

Tes kedua pada musim dingin ini dinilai sangat penting karena menurut Whitson cuaca di Skotlandia bisa sangat menantang. Jika berhasil, menurutnya drone dapat digunakan di seluruh NHS Skotlandia.

"Kami berusaha untuk menghubungkan lebih banyak pulau, dan kami telah berbagi apa yang kami lakukan di sini dengan rekan-rekan di seluruh Skotlandia, dan ada minat yang signifikan tentang menggunakannya (drone) di Kepulauan Barat, Clyde, dan Grampians," kata Whitson.

Baca juga: Korea Selatan Kembali Perketat Pembatasan Sosial Setelah New Normal Gagal

Drone bermanfaat di semua lini

Raymond Li, kepala strategi udara dan pemasaran Thales, menyebut bahwa pandemi terbukti sebagai waktu yang sangat tepat bagi industri drone.

Hal ini disebabkan regulator memutuskan bertindak cepat dalam memproses persetujuan untuk memulai penerbangan percobaan.

"Ini juga akan memungkinkan kami untuk menunjukkan kepada publik manfaat sosial dari drone," katanya.

"Orang-orang cenderung melihat berita utama tentang drone di Gatwick (pada 2018, ketika ratusan penerbangan dibatalkan ketika drone nakal terbang di atas landasan pacu) dan khawatir tentang drone. Covid-19 mungkin dapat mengubah cara orang melihat manfaatnya. Mereka akan melihat bahwa drone dapat membantu menyelamatkan nyawa, dan orang-orang akan melihat manfaatnya untuk diri mereka sendiri dan keluarga mereka," kata Li.

Dalam uji coba saat ini, menggunakan drone Wingcopter buatan Jerman, operator harus menerbangkan drone dan secara aktif mengarahkannya melalui tayangan video langsung.

Tetapi di masa depan hal tersebut bisa sangat dikurangi dengan membiarkan pesawat terbang terbang secara mandiri.

“Bayangkan saja armada ribuan drone melakukan segalanya mulai dari SAR, patroli perbatasan, hingga mengirim makanan. Bahkan mungkin ada taksi udara (di mana orang diangkut dengan drone tanpa pilot),” kata Li.

Baca juga: Empat Kali Diperpanjang, WFH bagi ASN Terbaru Berlaku hingga 4 Juni

Perlu regulasi lebih lanjut

Holly Jamieson, kepala kota masa depan di Nesta Challenges, sebuah badan amal yang mendukung inovasi, mengatakan penggunaan drone di dunia nyata akan membantu mendorong pembicaraan publik tentang penggunaan teknologi dan implikasinya pada privasi pribadi.

“Anda harus ingat bahwa pandemi virus corona adalah peristiwa yang sangat luar biasa dan masyarakat jauh lebih permisif dibanding saat masa normal. Hal tersebut juga bisa berlaku dengan drone,” kata Jamieson.

Penelitian oleh Nesta menemukan bahwa penggunaan pesawat tanpa awak untuk membantu layanan publik, termasuk mengangkut tes dan sampel NHS dan mendukung polisi dan layanan kebakaran, dapat menyelamatkan sektor publik 1,1 miliar poundsterling pada tahun 2035.

"Orang-orang khawatir tentang dampak pada privasi dan kebisingan drone. Keterlibatan publik adalah kunci mutlak. Kita harus bertanya siapa yang harus mengoperasikannya, kemana mereka harus pergi, dan untuk tujuan apa. Sepotong ruang udara di atas kepala kita adalah infrastruktur yang perlu dibentuk,” kata Jamieson.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com