Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marak Warganet Minta Bantuan di Medsos Saat Corona, Ini Tips Donasi Tepat Sasaran

Kompas.com - 19/05/2020, 08:13 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Situasi krisis akibat pandemi Covid-19 banyak menimpa masyarakat, terlebih mereka yang biasa mendapatkan penghasilan dari sektor informal.

Pekerjaaan dan penghasilan mereka selama wabah sangat terdampak sehingga menyebabkan kesulitan ekonomi, bahkan sekadar untuk menyambung hidup dari hari ke hari.

Untuk itu, banyak yang memanfaatkan keberadaan media sosial untuk kembali mendapatkan pekerjaan dan penghasilan.

Misalnya, dengan menawarkan jasa, meminta pekerjaan, atau terang-terangan meminta bantuan kepada warganet melalui akun sosial media. 

Sayangnya, tidak semua orang yang meminta bantuan dengan kedok terdampak Covid-19 adalah mereka yang benar-benar membutuhkan.

Untuk itu, apa yang sebaiknya masyarakat lakukan jika mendapati hal demikian di media sosial?

Baca juga: Marak Minta Bantuan di Media Sosial Saat Pandemi Corona, Apakah Wajar?

Tips dari pengamat media sosial 

Pengamat Media Sosial Enda Nasution menyebut lebih baik untuk menghindari pemberian bantuan melalui transfer kepada orang yang tidak dikenal jelas.

Sebagai gantinya, memberi mereka pekerjaan mungkin bisa lebih baik untuk dilakukan.

"Kalau saya, daripada memberi uang atau barang secara langsung, saya lebih menghargai ada permintaan pekerjaan di di media sosial. Memberi pekerjaan lebih positif rasanya kalau memungkinkan ya," ujarnya saat dihubungi, Senin (18/5/2020) siang.

Sementara itu, untuk bantuan berupa donasi uang atau sembako, Enda menyarankan masyarakat agar bisa menyerahkannya secara langsung atau melalui pihak terpercaya.

"Untuk bantuan donasi atau sembako langsung mungkin dikoordinasikan dengan RT/RW atau badan sosial yang memang biasa dan punya data siapa-siapa yang perlu dibantu," kata Enda.

Pilihan tersebut memang terbilang lebih aman dan minim risiko bantuan akan jatuh ke tangan orang yang salah.

Baca juga: Pelaku Tawuran di Manggarai Saling Kenal dan Kerap Janjian lewat Grup Sosial Media

Pun untuk orang-orang yang menawarkan akan menjual barang-barang tertentu demi mendapatkan uang dengan mengandalkan kekuatan warganet di media sosial.

Enda menilai transaksi lebih baik dilakukan apabila penjual bisa menemui pembeli secara langsung sehingga tidak ada potensi terjadinya penipuan berkedok menjual barang karena butuh uang.

"Ada juga yang minta dibeli barang atau jualannya. Ada juga yang penipuan ini, uang sudah ditransfer barang enggak datang. Kalau barangnya bisa diantar langsung lebih baik," sebut dia. 

Oleh karenanya, kita disarankan untuk menyalurkan bantuan fokus kepada lingkungan terdekat dulu yang bisa dikonfirmasi kondisinya.

"Rasanya memang perlu hati-hati juga dalam kondisi seperti ini banyak juga yang memanfaatkan situasi," ucap Enda.

Baca juga: Peserta Pemilu Diizinkan Kampanye Lewat Sosial Media, tapi Harus Hati-hati

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ramai soal Pendaftaran CPNS Dibuka 15-29 Juli 2024, Ini Penjelasan BKN

Ramai soal Pendaftaran CPNS Dibuka 15-29 Juli 2024, Ini Penjelasan BKN

Tren
Hasil Klasemem Piala AFF U-16 2024 Usai Indonesia Libas Filipina 3-0

Hasil Klasemem Piala AFF U-16 2024 Usai Indonesia Libas Filipina 3-0

Tren
Jangan Panik, Ini Cara Mengurus Salah Transfer Uang

Jangan Panik, Ini Cara Mengurus Salah Transfer Uang

Tren
Dibuka 1 Juli, Berikut Syarat dan Cara Daftar Beasiswa Unggulan 2024

Dibuka 1 Juli, Berikut Syarat dan Cara Daftar Beasiswa Unggulan 2024

Tren
Apa Itu 'Ransomware' yang Sebabkan PDN 'Down' Berhari-hari?

Apa Itu "Ransomware" yang Sebabkan PDN "Down" Berhari-hari?

Tren
Rincian Tarif UKT Universitas Brawijaya Jalur Seleksi Mandiri 2024

Rincian Tarif UKT Universitas Brawijaya Jalur Seleksi Mandiri 2024

Tren
Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang Selesai Dibangun 1,5 Bulan, Bagaimana Kualitasnya?

Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang Selesai Dibangun 1,5 Bulan, Bagaimana Kualitasnya?

Tren
BMKG: Ini Wilayah yang Berpotensi Alami Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 25-26 Juni 2024

BMKG: Ini Wilayah yang Berpotensi Alami Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 25-26 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Tiktoker Jepang Masak Cendol dengan Tauge | Cara Cek NIK Jadi NPWP atau Belum

[POPULER TREN] Tiktoker Jepang Masak Cendol dengan Tauge | Cara Cek NIK Jadi NPWP atau Belum

Tren
Kronologi Pesawat Korean Airlines Tujuan Taiwan Terjun Bebas 8.000 Meter

Kronologi Pesawat Korean Airlines Tujuan Taiwan Terjun Bebas 8.000 Meter

Tren
Peneliti Temukan Sungai Purba yang Aktif 40 Juta Tahun Lalu dan Mengalir di Bawah Antarktika

Peneliti Temukan Sungai Purba yang Aktif 40 Juta Tahun Lalu dan Mengalir di Bawah Antarktika

Tren
Video Viral Bocah Pesepeda Kena Pukul 'Driver' Ojol Saat Bikin Konten di Jalur Sepeda Jakpus

Video Viral Bocah Pesepeda Kena Pukul "Driver" Ojol Saat Bikin Konten di Jalur Sepeda Jakpus

Tren
Dukungan ke Palestina Terus Mengalir, Giliran Kuba Gugat Israel ke ICJ

Dukungan ke Palestina Terus Mengalir, Giliran Kuba Gugat Israel ke ICJ

Tren
Suhu Dieng Capai Minus 0,57 Derajat Celsius di Musim Kemarau, sampai Kapan Berlangsung?

Suhu Dieng Capai Minus 0,57 Derajat Celsius di Musim Kemarau, sampai Kapan Berlangsung?

Tren
3 Wilayah Jateng yang Berpotensi Kekeringan 24-30 Juni 2024, Mana Saja?

3 Wilayah Jateng yang Berpotensi Kekeringan 24-30 Juni 2024, Mana Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com