Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Syafiq Basri Assegaff
Pengamat masalah sosial

Pengamat masalah sosial keagamaan, pengajar di Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR, Jakarta.

Tentang Rumah dan Jumat Terakhir Ramadhan

Kompas.com - 17/05/2020, 20:47 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kita juga akan enggan memperingati Hari Pembebasan Jerusalem (Al-Quds) pada setiap Jumat terakhir Ramadhan.

Teori penilaian sosial

Semuanya itu mengingatkan kita pada teori penilaian sosial (social judgment theory) yang digagas pertama kali oleh psikolog sosial asal Turki Muzafer Sherif dan kawan-kawannya.

Pada intinya teori itu memperkirakan bagaimana Anda akan menilai sebuah pesan dari seseorang (saya perluas, juga dari media) dan bagaimana penilaian Anda terhadapnya akan berpengaruh pada sistem keyakinan Anda sendiri.

Sherif yang pernah belajar dari Gordon Allport di Harvard University, AS, mencontohkannya lewat eksperimen persepsi pada tiga buah mangkuk air yang masing-masing berisi air panas, air hangat dan air dingin.

Coba letakkan tangan kanan Anda di mangkuk air dingin dan tangan kiri di mangkuk air panas, lalu pindahkan keduanya ke mangkuk yang berisi air hangat yang ada di antara keduanya.

Hasilnya, persepsi Anda terhadap suhu air akan berbeda: tangan kanan akan terasa ‘lebih dingin’, dan tangan kiri Anda terasa ‘panas’ – padahal air hangat itu berada di mangkuk yang sama.

Itu stimulus fisik. Ternyata persepsi bisa juga terjadi secara sosial. Sebuah persepsi sosial bergantung pada acuan internal diri.

Dengan kata lain, acuan (rujukan) yang berada di kepala kita didasarkan pada “pengalaman” sebelumnya.

Nah, pada saat ‘pengalaman’ kita selama ini (khususnya berkat paparan media yang Anda konsumsi) menunjukkan bahwa perkara Palestina dan Yaman tidak penting, umpamanya, maka sikap Anda terhadap urusan itu pun juga masuk pada rentang ‘menerima’ atau setidak-tidaknya ‘kurang memedulikannya’.

Jangankan ikut berdemo mendukung Palestina, jika pun tahu ada Al-Quds di sana, Anda tak peduli pada upaya pembebasannya.

Campuran tiga zona

Menurut Sherif dan kawan-kawannya, sebuah sikap (attitude) merupakan hasil campuran tiga zona yang diaduk-aduk ke dalam kepala kita.

Zona pertama adalah perkara-perkara yang Anda anggap penting dan perkara lain yang Anda anggap ‘bisa diterima’. Itulah latitude of acceptance.

Ada lagi latitude of rejection, yakni pendapat (opini) yang Anda tolak, perkara-perkara yang Anda coret dari daftar di kepala Anda.

Terakhir, ada perkara yang berada di tengah-tengah: tidak Anda terima tetapi tidak juga ditolak. Didefinisikan sebagai latitude of noncommitment, pada zona ketiga ini orang tidak memberikan pendapat, semacam ‘undecided’ atau ‘no opinion’ pada sebuah perkara.

Selama ini, Zionis menggiring warga dunia dari latitude of rejection (menolak perampasan tanah) kepada acceptance (menerima pendudukan mereka di tanah Palestina).

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN]  Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

Tren
PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

Tren
Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Tren
Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Tren
Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Tren
Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Tren
Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Tren
Cara Menghapus Semua Postingan Facebook, Mudah Bisa lewat HP

Cara Menghapus Semua Postingan Facebook, Mudah Bisa lewat HP

Tren
Dampak Pemasangan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, 21 Kereta Berhenti di Jatinegara hingga 30 November 2024

Dampak Pemasangan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, 21 Kereta Berhenti di Jatinegara hingga 30 November 2024

Tren
Mengenal Mepamit dan Dharma Suaka, Upacara Jelang Pernikahan yang Dilakukan Rizky Febian-Mahalini

Mengenal Mepamit dan Dharma Suaka, Upacara Jelang Pernikahan yang Dilakukan Rizky Febian-Mahalini

Tren
Apa Perbedaan antara CPU dan GPU Komputer? Berikut Penjelasannya

Apa Perbedaan antara CPU dan GPU Komputer? Berikut Penjelasannya

Tren
Kucing Calico dan Tortie Kebanyakan Betina, Ini Alasannya

Kucing Calico dan Tortie Kebanyakan Betina, Ini Alasannya

Tren
10 Mei 'Hari Kejepit', Apakah Libur Cuti Bersama?

10 Mei "Hari Kejepit", Apakah Libur Cuti Bersama?

Tren
Kritik Energi Peradaban

Kritik Energi Peradaban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com