Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Ada Kasus Corona, Bagaimana Kehidupan di Antartika?

Kompas.com - 12/05/2020, 20:31 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

Sekitar 78.500 wisatawan juga diperkirakan akan datang pada musim 2019 hingga 2020.

Namun, stasiun mulai membatasi kunjungan wisatawan di awal tahun, yaitu saat virus mulai menyebar di seluruh dunia. Semua kunjungan wisatawan pun dibatalkan.

Baca juga: Update Corona di Maluku: Tambah 14 Pasien Positif, Total 50 Kasus

"Pada akhir Januari, ketika kami menyaksikan semua ini terjadi, kami berhenti menerima kunjungan. Jadi, ada lebih sedikit pengunjung ke Stasiun Palmer musim panas ini," kata Nelson.

Sulit untuk menyimpulkan dampak di sektor pariwisata dari absennya wisatawan ke Antartika.

Jumlah pengunjung yang tiba di benua ini dijaga tetap rendah untuk melindungi lingkungan benua putih ini.

Operator tur IAATO tidak diizinkan mendaratkan kapal dengan lebih dari 500 penumpang. Semua berkoordinasi satu sama lain untuk memastikan hanya ada satu kapal di lokasi pendaratan pada waktu tertentu.

Baca juga: Viral Video Pasien Sembuh Corona di Gunungkidul Disambut Warga, Penuh Tangis Haru

Menghadapi isolasi

Belum diketahuinya kapan pandemi corona di dunia akan berakhir membuat orang-orang di Stasiun Palmer tetap bekerja keras.

Mereka melakukan segala hal untuk memastikan semua akan baik-baik saja di musim selanjutnya. 

Nelson sendiri mengakui adanya kesulitan dalam isolasi, bahkan sebelum adanya krisis virus corona yang memicu larangan pengunjung.

"Saya mencoba mencari cara untuk menghibur diri sendiri dengan proyek-proyek pribadi," kata dia.

Selain itu, fakta bahwa dirinya terjebak di tempat yang dikelilingi oleh satwa liar yang luar biasa dan keindahan alam yang memikat juga turut berperan.

"Intinya adalah, Antartika sangat menakjubkan. Tidak sulit untuk membiasakan diri, dan berkembang di tempat indah ini," tutur dia.

Baca juga: Biofarma Produksi Alat Tes Corona dengan Tingkat Akurasi 95 Persen

Kebebasan yang lebih besar

Di sisi lain, Nelson mengatakan, ada rasa bersalah yang kuat karena berada begitu jauh dari orang-orang tersayang selama masa kritis ini.

"Kami di sini tahu, bahwa rasa bersalah ini tidak akan ada gunanya bagi siapa pun," ujar dia.

Sementara itu, Taylor mempertanyakan sebuah keistimewaan yang besar dalam komitmennya untuk menghabiskan 18 bulan meninggalkan kebiasaan dan terpisah dari keluarga dan teman-temannya. 

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com