Italia
Angka kejahatan di Italia menurun dibandingkan bulan Maret tahun sebelumnya, atau sebelum adanya pandemi virus corona.
Italia rencananya akan mencabut lockdown pada 4 Mei 2020.
Meski kasus kejahatan menurun, dikhawatirkan pencabutan lockdown nantinya akan membuka ruang bagi geng-geng kejahatan terorganisir saat para mafia mencoba mengambil keuntungan dari perusahaan yang mencoba bertahan.
Di saat angka tindak kejahatan yang dilaporkan menurun, jumlah laporan tindak pidana terkait rentenir di negara itu melonjak.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang perusahaan dan keluarga yang tengah mengalami kesulitan banyak memilih jaringan pembiayaan ilegal untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Baca juga: Italia Akan Longgarkan Lockdown, De Ligt Justru Pulang Kampung
Jerman
Hal itu disampaikan Menteri Ekonomi Altmaier. Ia mengatakan, angka ni akan menjadi penurunan terbesar di ekonomi Eropa sejak pencatatan yang dimulai pada tahun 1970.
"Efek dari pandemi corona virus akan mendorong ekonomi kita ke dalam resesi setelah 10 tahun pertumbuhan," kata Altmaier.
Meski demikian, Pemerintah Jerman berharap ekonomi akan kembali tumbuh pada 2021.
Jerman memperkirakan, resesi akan berakhir pada kuartal kedua dan kegiatan ekonomi akan meningkat lagi setelahnya.
Baca juga: Hal-hal Detail Ini Bantu Jerman Bangun Pertahanan Hadapi Virus Corona, Apa Saja?
Iran
Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan, keputusan itu tetap dilakukan karena tidak ada tanda krisis akan berakhir.
"Karena ketidakpastian tentang kapan virus ini akan berakhir, kami sedang mempersiapkan pekerjaan, aktivitas, dan sains," ujar Presiden Hassan Rouhani.
Bisnis di Iran telah mulai dibuka kembali secara bertahap sejak 11 April 2020.
"Kami harus mengikuti semua instruksi medis, tetapi pekerjaan dan produksi sama pentingnya dengan tindakan pencegahan ini," kata dia.
Baca juga: Melihat Kebijakan Arab Saudi, Iran, dan Mesir soal Pelaksanaan Ibadah Ramadhan Selama Pandemi Corona