Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita WNI tentang Toleransi Warga Australia Saat Menjalani Ramadhan di Negeri Kangguru

Kompas.com - 26/04/2020, 19:45 WIB
Rizal Setyo Nugroho

Penulis

Dia menyebutkan, mayoritas muslim di Australia berasal dari negara seperti Pakistan, Lebanon, Bangladesh dan negara-negara Timur Tengah lainnya.

"Lebih simpel dan euforia-nya tidak seperti di Indonesia. Idul Fitri biasanya kami cuti setengah hari. Pagi solat Id, habis itu balik kuliah atau kerja kerja lagi. Tapi satu hal yang luar biasa di Australia adalah toleransi," kata dia.

Dia menceritakan, tetangga flat tempat tinggalnya yang warga asli Australia kerap mengirimi makanan buatan sendiri selama bulan puasa.

"Native Australian itu baiknya minta ampun dan sangat toleran. Mereka tahu kalau pas bulan ramadan lalu papasan dengan muslimah berhijab, misalnya, pasti diucapin "Ramadan mubarak dear"," tuturnya.

Suasana dan keramahan itu yang membuatnya berkesan selama menjalani ibadah puasa di Australia

Selain itu, council atau semacam bupati atau walikota juga datang ke masjid saat Idul Fitri untuk berpidato dan menyampaikan selamat.

Baca juga: Pesan Anak-anak Australia di Tengah Pandemi Virus Corona...

Suasana Ramadhan

Untuk salat tarawih, di Sydeny ada sejumlah masjid komunitas Arab, Pakistan, Bangladesh. Rakaat salatnya mayoritas 8 rakaat belum termasuk shalat witir.

Tak hanya itu, di setiap masjid pasti selalu ada kurma, air zamzam, roti dan makanan untuk tajil berbuka puasa.

Mengenai kuliner Ramadhan, di Sydney dekat tempat tinggalnya, ada satu suburb yang menjadi semacam pusatnya komunitas muslim di Australia, namanya Lakemba.

DI tempat itu ada semacam pasar Ramadhan hampir sebulan penuh.

"Suasana mirip Jogokaryan di Yogyakarta. Makanan khasnya yang pasti ada burger unta, sama kebab, sambosa, nasi mandi, nasi kebuli dan macam-macam hidangan daging ala Middle East," tutur dia.

Sejak pandemi virus corona, Ninda dan suami serta beberapa teman-teman WNI lainnya banyak yang pulang ke Indonesia beberapa bulan lalu.

"Hampir tiga bulan ini sudah di Jogja selama Covid-19, visa kami belum bisa diperpanjang soalnya karena pandemi ini," ungkapnya.

Baca juga: 9 Pemimpin Perempuan Dunia Ini Dinilai Sukses Atasi Krisis Covid-19 di Negaranya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dibuka Hari Ini, Berikut Cara Daftar Akun PPDB Jateng 2024

Dibuka Hari Ini, Berikut Cara Daftar Akun PPDB Jateng 2024

Tren
6 Kandidat Pilpres Iran, Mantan Presiden Mahmoud Ahmadinejad Dicoret

6 Kandidat Pilpres Iran, Mantan Presiden Mahmoud Ahmadinejad Dicoret

Tren
Ketika Makam Mbah Moen di Mekkah Tak Pernah Sepi Peziarah...

Ketika Makam Mbah Moen di Mekkah Tak Pernah Sepi Peziarah...

Tren
Jerat Judi Online dan Narkoba di Lingkungan Kepolisian, Kompolnas: Ironis…

Jerat Judi Online dan Narkoba di Lingkungan Kepolisian, Kompolnas: Ironis…

Tren
Bulan Disebut Mulai Menjauh dari Bumi, Kecepatannya Setara dengan Pertumbuhan Kuku Manusia

Bulan Disebut Mulai Menjauh dari Bumi, Kecepatannya Setara dengan Pertumbuhan Kuku Manusia

Tren
Deretan Korban Tewas karena Judi Online, Terbaru Polwan Bakar Suami di Mojokerto

Deretan Korban Tewas karena Judi Online, Terbaru Polwan Bakar Suami di Mojokerto

Tren
Ramai soal Uang Rp 10.000 Dicoret-coret, Pelaku Terancam Denda Rp 1 M

Ramai soal Uang Rp 10.000 Dicoret-coret, Pelaku Terancam Denda Rp 1 M

Tren
Judi Online Makan Korban Aparat TNI dan Polri, Bukti Bom Waktu Berantas Setengah Hati?

Judi Online Makan Korban Aparat TNI dan Polri, Bukti Bom Waktu Berantas Setengah Hati?

Tren
Mengenal 'Bamboo School' Thailand, Sekolah yang Dikelola Sendiri oleh Siswanya

Mengenal "Bamboo School" Thailand, Sekolah yang Dikelola Sendiri oleh Siswanya

Tren
Rangkuman “Minggu Kriminal” di Pati, Ada Pengeroyokan, Pembunuhan, Perampokan

Rangkuman “Minggu Kriminal” di Pati, Ada Pengeroyokan, Pembunuhan, Perampokan

Tren
Mengapa Bendera Putih Jadi Simbol Tanda Menyerah? Ini Alasannya

Mengapa Bendera Putih Jadi Simbol Tanda Menyerah? Ini Alasannya

Tren
Jakarta Fair 2024: Harga Tiket, Cara Beli, dan Daftar Musisi

Jakarta Fair 2024: Harga Tiket, Cara Beli, dan Daftar Musisi

Tren
Sosok di Balik Akun FB Icha Shakila yang Minta Ibu Lecehkan Anak Belum Terungkap, Siapa Dalangnya?

Sosok di Balik Akun FB Icha Shakila yang Minta Ibu Lecehkan Anak Belum Terungkap, Siapa Dalangnya?

Tren
UPDATE Ranking BWF Indonesia Usai Indonesia Open 2024

UPDATE Ranking BWF Indonesia Usai Indonesia Open 2024

Tren
Mantan Wakil Bendahara TKN Prabowo-Gibran, Simon Aloysius Jadi Komisaris Utama Pertamina

Mantan Wakil Bendahara TKN Prabowo-Gibran, Simon Aloysius Jadi Komisaris Utama Pertamina

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com