Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona: Memahami Apa Itu Puncak Pandemi, Pengujian, dan Tingkat Kematian

Kompas.com - 18/04/2020, 11:54 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Puncak pandemi

Pihak berwenang maupun ahli sering mengatakan tentang puncak pandemi ketika negara meratakan kurva. 

Namun, apa yang dimaksud puncak pandemi dan bagaimana dapat dipastikan bahwa puncak tersebut telah dilewati?

Ketika sebuah pandemi berkembang tanpa terkendali, akan lebih banyak orang terinfeksi dan lebih banyak orang meninggal setiap harinya daripada hari-hari sebelumnya. 

Italia melaporkan peningkatan infeksi dari beberapa ratus infeksi baru pada awal Maret menjadi lebih dari 6.500 infeksi pada 21 Maret 2020.

Akselerasi ini tidak dapat terus terjadi tanpa batas waktu. Selain itu, Italia juga memperketat jarak fisik yang memperlambat penyebaran virus. 

Setelah hampir dua minggu, tampak jelas bahwa Italia melewati titik balik. 

Pada grafik, kurva harian kasus baru telah berubah dari naik ke atas menjadi bergerak ke samping atau rata dan bahkan mulai bergerak ke bawah.

Baca juga: Prediksi Pakar soal Covid-19: Capai 1,3 Juta Kasus, Puncak Pandemi, hingga Gelombang Kedua

Namun, ketika kurva telah rata, epidemi masih belum "memuncak" dengan parameter lain, yaitu jumlah kasus aktif.

Angka tersebut terus meningkat hingga jumlah pasien yang meninggal atau pulih setiap harinya akan lebih besar dari jumlah kasus infeksi baru. 

Untuk meringankan beban pada layanan kesehatan, kurva aktif juga harus rata dan turun. 

Di Indonesia sendiri, sejumlah pihak memprediksi periode puncak dari pandemi.

Melansir pemberitaan Kompas.com, Selasa (14/4/2020), pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono memprediksi puncak pandemi virus corona Covid-19 akan terjadi pada pertengahan Mei 2020. 

Sementara itu, hasil penelitian secara umum yang telah dilakukan oleh beberapa pihak seperti Badan Intelijen Negara (BIN), Pusat Permodelan Matematika dan Semulasi (P2MS) Institut Teknologi Bandung (ITB), Ilmuwan Pengenalan Pola dari Pemda DIY, Tim Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Ilmuwan Matematika UNS hingga gabungan tim dari UGM, juga menunjukkan prediksi serupa. 

Periode kritis diprediksi terjadi pada minggu kedua bulan April hingga awal Mei 2020 di mana tingkat pertambahan harian akan meningkat cukup tajam

Adapun pemulihan diprediksi paling cepat dari 110 hingga 150 hari.

Baca juga: Prediksi Sejumlah Pakar soal Puncak Wabah Virus Corona di Indonesia

KOMPAS.com/AKbar Bhayu Tamtomo Infografik: Istilah dalam Corona Virus Disease Covid-19 (2)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ormas Keagamaan Tolak Kelola Tambang, Bahlil: Tidak Bisa Kami Paksa

Ormas Keagamaan Tolak Kelola Tambang, Bahlil: Tidak Bisa Kami Paksa

Tren
9 Tanda Tubuh Kekurangan Kalsium, Salah Satunya Mudah Cemas

9 Tanda Tubuh Kekurangan Kalsium, Salah Satunya Mudah Cemas

Tren
Benarkah Tidak Sarapan Bikin Tubuh Gemuk? Ini Menurut Riset dan Ahli

Benarkah Tidak Sarapan Bikin Tubuh Gemuk? Ini Menurut Riset dan Ahli

Tren
Jenis Ikan yang Perlu Dibatasi Penderita Batu Ginjal, Apa Saja?

Jenis Ikan yang Perlu Dibatasi Penderita Batu Ginjal, Apa Saja?

Tren
Peran Tersangka Pengeroyokan Bos Rental Mobil di Pati: Pertama Pukul Korban, Diikuti Warga Lain

Peran Tersangka Pengeroyokan Bos Rental Mobil di Pati: Pertama Pukul Korban, Diikuti Warga Lain

Tren
5 Fakta Polwan Bakar Suami di Mojokerto gara-gara Gaji Ke-13, Berawal dari Judi 'Online'

5 Fakta Polwan Bakar Suami di Mojokerto gara-gara Gaji Ke-13, Berawal dari Judi "Online"

Tren
Bukan Tempat Bersandar, Ini Nama dan Fungsi Tiang Kecil di Trotoar

Bukan Tempat Bersandar, Ini Nama dan Fungsi Tiang Kecil di Trotoar

Tren
BPK Temukan Penyimpangan Anggaran Perjalanan Dinas PNS Senilai Rp 39,26 Miliar, Ini Rinciannya

BPK Temukan Penyimpangan Anggaran Perjalanan Dinas PNS Senilai Rp 39,26 Miliar, Ini Rinciannya

Tren
Beredar Jadwal Seleksi CPNS Dibuka 24 Juni-13 Juli 2024, Ini Kata BKN

Beredar Jadwal Seleksi CPNS Dibuka 24 Juni-13 Juli 2024, Ini Kata BKN

Tren
Bawa Kerikil dalam Koper, Jemaah Haji Indonesia Diperiksa Petugas Bandara

Bawa Kerikil dalam Koper, Jemaah Haji Indonesia Diperiksa Petugas Bandara

Tren
Motif Polwan Bakar Suami di Mojokerto, Sakit Hati Uang Belanja Dipakai Judi 'Online'

Motif Polwan Bakar Suami di Mojokerto, Sakit Hati Uang Belanja Dipakai Judi "Online"

Tren
Pemerintah Tetapkan Idul Adha 17 Juni 2024, Kapan Puasa Arafah?

Pemerintah Tetapkan Idul Adha 17 Juni 2024, Kapan Puasa Arafah?

Tren
Jebakan Siklus Narkoba yang Tak Berujung

Jebakan Siklus Narkoba yang Tak Berujung

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh jika Rutin Minum Teh Jahe Setiap Hari?

Apa yang Terjadi pada Tubuh jika Rutin Minum Teh Jahe Setiap Hari?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 10-11 Juni 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 10-11 Juni 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com