Pihak berwenang maupun ahli sering mengatakan tentang puncak pandemi ketika negara meratakan kurva.
Namun, apa yang dimaksud puncak pandemi dan bagaimana dapat dipastikan bahwa puncak tersebut telah dilewati?
Ketika sebuah pandemi berkembang tanpa terkendali, akan lebih banyak orang terinfeksi dan lebih banyak orang meninggal setiap harinya daripada hari-hari sebelumnya.
Italia melaporkan peningkatan infeksi dari beberapa ratus infeksi baru pada awal Maret menjadi lebih dari 6.500 infeksi pada 21 Maret 2020.
Akselerasi ini tidak dapat terus terjadi tanpa batas waktu. Selain itu, Italia juga memperketat jarak fisik yang memperlambat penyebaran virus.
Setelah hampir dua minggu, tampak jelas bahwa Italia melewati titik balik.
Pada grafik, kurva harian kasus baru telah berubah dari naik ke atas menjadi bergerak ke samping atau rata dan bahkan mulai bergerak ke bawah.
Baca juga: Prediksi Pakar soal Covid-19: Capai 1,3 Juta Kasus, Puncak Pandemi, hingga Gelombang Kedua
Namun, ketika kurva telah rata, epidemi masih belum "memuncak" dengan parameter lain, yaitu jumlah kasus aktif.
Angka tersebut terus meningkat hingga jumlah pasien yang meninggal atau pulih setiap harinya akan lebih besar dari jumlah kasus infeksi baru.
Untuk meringankan beban pada layanan kesehatan, kurva aktif juga harus rata dan turun.
Di Indonesia sendiri, sejumlah pihak memprediksi periode puncak dari pandemi.
Melansir pemberitaan Kompas.com, Selasa (14/4/2020), pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono memprediksi puncak pandemi virus corona Covid-19 akan terjadi pada pertengahan Mei 2020.
Sementara itu, hasil penelitian secara umum yang telah dilakukan oleh beberapa pihak seperti Badan Intelijen Negara (BIN), Pusat Permodelan Matematika dan Semulasi (P2MS) Institut Teknologi Bandung (ITB), Ilmuwan Pengenalan Pola dari Pemda DIY, Tim Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Ilmuwan Matematika UNS hingga gabungan tim dari UGM, juga menunjukkan prediksi serupa.
Periode kritis diprediksi terjadi pada minggu kedua bulan April hingga awal Mei 2020 di mana tingkat pertambahan harian akan meningkat cukup tajam
Adapun pemulihan diprediksi paling cepat dari 110 hingga 150 hari.
Baca juga: Prediksi Sejumlah Pakar soal Puncak Wabah Virus Corona di Indonesia