Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah dari Wuhan, Awal Pandemi Virus Corona yang Tidak Akan Terlupakan...

Kompas.com - 14/04/2020, 07:01 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

 

Tidak terkendali

Saat pihak berwenang mengumumkan tentang tingkat infeksi virus, rumah sakit-rumah sakit di Wuhan telah kelebihan pasien.

Jumlah pun kembali meningkat setelah pengumuman tersebut disampaikan. 

"Rumah sakit sangat sibuk. Kami tidak bisa pulang" kata seorang perawat.

Pada 23 Januari 2020, kota dengan 11 juta penduduk tersebut pun ditutup. Daerah-daerah sekitarnya juga mengikuti, membuat lebih dari 50 juta penduduk berada di bawah aturan karantina rumah secara de facto.

Kelebihan pasien dan kurangnya tenaga medis serta fasilitas lainnya membuat rumah sakit mulai menolak pasien-pasien baru. 

Pada 19 Februari 2020, jumlah kematian akibat virus ini telah melewati angka 2.000 orang.

"Virusnya sangat cepat. Pada awalnya, semua terasa di luar kendali. Kami tidak tahu apa yang terjadi," kata seorang dokter yang merawat pasien virus corona di rumah sakit pusat Wuhan.

Baca juga: Cerita Pengalaman Relawan Menjalani Uji Coba Vaksin Corona di Wuhan

Kembali normal

Orang-orang mengenakan pakaian pelindung diri melintas di Bandara Tianhe yang baru dibuka kembali di Wuhan, Hubei, China, Rabu (8/4/2020). Ribuan orang bergegas meninggalkan Wuhan setelah otoritas mencabut kebijakan lockdown selama lebih dari dua bulan di lokasi yang diketahui sebagai episenter awal virus corona tersebut.AFP/HECTOR RETAMAL Orang-orang mengenakan pakaian pelindung diri melintas di Bandara Tianhe yang baru dibuka kembali di Wuhan, Hubei, China, Rabu (8/4/2020). Ribuan orang bergegas meninggalkan Wuhan setelah otoritas mencabut kebijakan lockdown selama lebih dari dua bulan di lokasi yang diketahui sebagai episenter awal virus corona tersebut.
Setelah menjalani lockdown selama lebih dari dua bulan, kini Wuhan secara perlahan kembali normal.

Kawasan sekitar mendirikan bendera dan tanda-tanda yang menyatakan mereka bebas dari virus.

Mobil-mobil mulai memenuhi jalan lagi ketika orang-orang kembali bekerja. Namun, pengingat tentang epidemi ini masih tetap ada. 

Deretan pagar logam tinggi mengelilingi pasar makanan laut Huanan yang masih tertutup dan bekas pintu masuknya dijaga oleh keamanan.

Tidak semua orang dengan mudah melupakan apa yang terjadi pada mereka.

"Mereka mengatakan untuk tetap tinggal. Saya tinggal. Mereka mengatakan semua baik-baik saja. Saya percaya. Aku ingin tahu mengapa ini terjadi? Siapa yang menyuruh mereka tidak mengatakan yang sebenarnya kepada orang-orang," kata Han.

"Aku akan mengingat ini selama sisa hidupku, aku mengerti sekarang bahwa kita tidak penting," kata dia.

Baca juga: Virus Corona di Indonesia: 399 Kasus Baru pada 12 April, Penambahan Tertinggi Sejak 2 Maret 2020

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mengenal Virus Corona Wuhan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com