Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kini, Pesan WhatsApp Hanya Bisa Di-forward Satu Kali

Kompas.com - 08/04/2020, 05:45 WIB
Nur Rohmi Aida,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Aplikasi berbagi pesan WhatsApp menjadi salah satu aplikasi berbagi pesan yang populer di dunia saat ini.

Di tengah situasi pandemi Covid-19, WhatsApp mengeluarkan kebijakan baru dalam upaya mencegah penyebaran hoaks atau informasi palsu di kalangan para pengguna.

Kebijakan tersebut berupa pembatasan agar pesan hanya dapat diteruskan ke satu chat dalam satu waktu.

Baca juga: Polri: Hingga 5 April, Terdapat 76 Kasus Hoaks Terkait Virus Corona

“Apakah meneruskan pesan selalu bermakna buruk? Tentu tidak. Kami mengetahui bahwa banyak pengguna meneruskan informasi yang bermanfaat, video lucu, meme, serta kata-kata mutiara atau doa yang bermakna,” terang WhatsApp melalui keterangan yang diterima Kompas.com, Selasa (7/4/2020)

“Akan tetapi, kami melihat peningkatan yang signifikan dalam jumlah penerusan pesan yang juga disampaikan oleh para pengguna bahwa limpahan pesan terusan yang mereka dapatkan terlalu banyak dan berpotensi mengandung misinformasi,” tambah WhatsApp.

Pihaknya menilai sangat penting menghambat penyebaran pesan-pesan tersebut agar WhatsApp tetap menjadi tempat yang tepat untuk menjalin percakapan personal.

Baca juga: Pandemi Covid-19, Dua Tersangka Hoaks Corona di Jabar Tak Ditahan

Tanda forward sejak tahun lalu

Seperti diketahui, aplikasi perpesanan WhatsApp mulai memperkenalkan tanda khusus bagi pesan forward yang diteruskan berkali-kali kepada pengguna sejak tahun lalu. 

Pesan forward sendiri ditandai dengan ikon "panah ganda" untuk menunjukkan pesan tersebut tidak berasal dari kontak terdekat pengguna.

WhatsApp beberapa minggu lalu juga telah meluncurkan chatbot terkait Covid-19 yang bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Chatbot tersebut ditujukan untuk menjawab pertanyaan masyarakat seputar Covid-19.

Baca juga: Melihat Perbandingan Jumlah Uji Tes Virus Corona di Indonesia dan Negara Lain

Adapun caranya pengguna dapat mengirimkan chat ke nomor resmi WhatsApp chatbot Covid-19 0811-3339-9000.

Nantinya pengguna mendapat jawaban berupa pilihan informasi terkait yang ingin diketahui lebih lanjut.

“Kami percaya bahwa sekarang semakin banyak orang dapat terhubung secara pribadi. Tim kami terus bekerja keras untuk memastikan WhatsApp tetap memberikan layanan terbaik selama masa pandemi global ini,” ujarnya.

Baca juga: Alfamart Beri Promo Harga, Bisa Pesan via WhatsApp

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

Tren
5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com