Bahkan, ada beberapa negara seperti Jerman yang melarang ekspor APD.
Dalam perkembangannya, masyarakat yang semakin takut terinfeksi Covid-19 pun mulai membeli lebih banyak APD yang tersedia sehingga pasokan pun semakin berkurang.
Untuk mengurangi permintaan publik terhadap APD seperti masker, para pejabat kesehatan dan ahli pun menyebut bahwa masker wajah tidak akan membantu menghindari infeksi.
Namun, ada sejumlah bukti yang menyebut bahwa masker tetap membantu menghindari infeksi, terutama jika berinteraksi dengan orang yang terinfeksi tanpa gejala.
Permintaan tenaga kesehaatan atas masker yang lebih banyak juga memicu ketidakpercayaan publik atas pernyataan yang dikeluarkan sebelumnya sehingga orang-orang tetap membeli masker.
Konsekuensinya, kekurangan APD tidak hanya mengancam para tenaga kesehatan, tetapi menempatkan masyarakat umum terhadap risiko yang seirus.
Sebab, tenaga kesehatan adalah pihak yang diandalkan dalam penyelamatan dari wabah ini. Jika petugas kesehatan sakit dan tidak mampu merawat orang, lebih banyak pasien yang kemungkinan akan sakit dan tidak dapat diselamatkan.
Baca juga: Selama Isolasi di Rumah, Perbanyak Ngobrol di Telepon
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesusthe mengatakan, kekurangan alat pelindung diri (APD) di dunia menjadi ancaman paling mendesak dalam kemampuan kolektif untuk menangani penyakit Covid-19.
Hal tersebut menjadi salah satu bahasan dalam pertemuannya dengan 50 Kementerian Kesehatan dari negara-negara di dunia, termasuk China dan Singapura pada Jumat (27/3/2020).
Beberapa tema muncul dan dibahas terkait dengan pengendalian virus seperti perlunya deteksi dini dan isolasi dari kasus yang dikonfirmasi, kebutuhan identifikasi, penelusuran, hingga membangun kepercayaan masyarakat.
Menurut Tedros, permasalahan ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa adanya kerjasama dan solidaritas internasional.
Baca juga: 10 Fim Rekomendasi Film Netflix untuk Menemani Social Distancing Anda
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.